Dengan Getting Things Done dan reputasinya di bidang manajemen produktivitas, David Allen sampai disebut oleh Fast Company Magazine sebagai “one of the world’s most influential thinkers on productivity”. Dia telah memberikan coaching pada eksekutif puncak dari Microsoft, New York Life, the World Bank, angkatan laut Amerika Serikat, dan masih banyak lagi.
Berikut adalah wawancara terhadap David Allen yang dilakukan oleh Scott Allen, seorang konsultan, eksekutif, dan veteran entrepreneur teknologi dari About.com. Secara khusus, ini adalah obrolan yang terkait dengan Getting Things Done untuk para entrepreneur.
SA: Buku Anda, Getting Things Done, melingkupi skill yang menguntungkan semua orang, mulai dari siswa sampai dengan CEO. Menurut pandangan Anda apakah tantangan bagi para entrepreneur terkait perihal manajemen pribadi?
DA: Yang utama adalah untuk bisa tetap terfokus dengan baik pada gambaran besar maupun detail2 yang penting.
SA: Sehingga, dengan kata lain, Anda sebenarnya masih harus melakukan semuanya?
DA: Iya, bagaimanapun toh Anda harus mengerjakan beragam kerjaan atau memainkan banyak peran yang ada di kantor.
SA: Betul, dan akibatnya banyak entrepreneur yang akhirnya menjadi monster workaholics, bukan karena itu adalah tipe kepribadian mereka, tapi karena dorongan rasa butuh atau keharusan. Bagaimana mereka bisa menghindari itu?
DA: Memangnya kenapa sih dengan workaholic?
DA: Saya bertanya seperti itu karena bekerja-dalam-rentang-waktu-lama merupakan konsekuensi yang wajar dan tidak salah.
SA: Pertanyaan yang fair. Kalau saya sendiri mendefinisikan workaholic sebagai orang yang menghabiskan terlalu banyak waktu pada pekerjaan mereka sehingga muncul lah dampak negatif pada sisi lain dari kehidupan mereka -keluarga, spiritualitas, pengembangan diri. Bagi beberapa oerang, itu bisa jadi kerja 50 jam seminggunya, yang lain mungkin mencapai 80 jam.
DA: Betul, tapi sebenarnya hanya di 100 tahun terakhir ini saja orang-orang baru memandang “kerja” dan “kehidupan pribadi” sebagai perihal yang terpisah. Para petani tidak pernah berpikir seperti itu.
SA: Bagi banyak entrepreneur, jam kerja yang fleksibel dan juga bisa ngantor di rumah merupakan bagian yang menarik perhatian saya. Banyak -seperti saya- yang akan akhirnya melihat itu sebagai semacam trade-off dalam bentuk jam kerja yang panjang. Pastinya ada semacam keseimbangan yang bisa Anda capai.
DA: Yang pasti keseimbangan di antara hal2 yang utama itu memang penting untuk keberlanjutan gaya hidup yang Anda jalani sekarang. Tapi sebenarnya merupakan kesalahan juga bagi para entrepreneur (atau eksekutif senior juga sebenarnya) untuk mengasumsikan bahwa mereka tidaklah harus kerja keras banting tulang peras keringat.
SA: Lalu untuk pasangan dan keluarga – apakah mereka harus terima dan pasrah saja apa adanya?
DA: Lagi, ini kembali pada apa yang dianggap utama. Kita harus secara rutin mengevaluasi dan menegosiasi ulang kesepakatan yang kita buat dengan diri sendiri, dan juga yang melibatkan orang lain.
SA: Istri Anda juga merupakan partner bisnis. Saya juga tahu banyak dari pembaca juga bekerja dalam tim bersama istrinya. Bagian manakah darinya yang sangat menguntungkan?
DA: Bahwa kami ada di situ -menjalani- secara bersama. Itu menghemat waktu dan energi untuk update dan menjelaskan …
DA: Kami melakukan sendiri banyak hal secara bersama, dan kami juga berbagi prinsip -yang juga digunakan di perusahaan:”Kami bersikap seolah kami-berdua ini hanya sendiri”
SA: Anda sebelum ini bekerja sendirian selama bertahun-tahun. Apa yang membuat Anda berubah pikiran dengan merekruit karyawan?
DA: Sebenarnya sih saya bekerja dengan orang lain dalam partnership kecil selama perjalanan karir saya. Enam tahun lalu saya melakukan restrukturisasi dan bekerja dengan hanya istri saya.Karyawan pertama kami waktu itu adalah seorang admin paruh-waktu untuk mengurusi administrasi dan komunikasi telepon.
SA: Dan sekarang Anda telah membangun brand di seputaran karakter Anda. Bagaimana Anda memperluas kekuatan dari brand yang lebih besar ketimbang Anda sendiri?
DA: Bagi saya, adalah lebih mudah untuk menjual kepribadian ketimbang proses, tapi kami berusaha untuk menjadikan kepribadian sebagai kendaraan pembawa pesan, bukan untuk penuhi kebutuhan ego.
SA: Entrepreneur selalu digerakkan oleh banyak hal -ketenaran, kekayaan, ego, frustasi oleh kehidupan korporat, keinginan untuk mengubah dunia… Kalau Anda sendiri, apakah yang jadi motivator nomer satu?
DA: Untuk menjaga adanya kesempatan untuk mengembangkan kasih & energi saya dalam cara2 yang sejalan dengan nilai-nilai spiritual saya, dan menyediakan untuk diri saya sendiri dengan sebuah gaya hidup yang menjaga dan mengembangkan kebebasan dan pilihan untuk mengalami dan berekspresi.
SA: Anda benar2 ahli dalam menentukan apa langkah2 berikutnya (the next actions). Dengan pemahaman bahwa tidak ada satu jawaban yang bakal bisa pas bagi setiap orang, menurut Anda apakah next action yang perlu diambil oleh orang2 dalam situasi berikut:
SA: Masih bekerja sebagai karyawan dan mempertimbangkan untuk memulai bisnis sambilan?
DA: Bila Anda pada akhirnya Anda akan melakukan apa2 yang Anda sukai, ya segera saja lakukan, dan jangan plokotho diri Anda sendiri. Bila Anda pikir Anda sibuk dengan sesuatu hanya karena itu akan memberikan Anda sedikit uang, ya mending jangan deh.
SA: Tidak mampu mencari pekerjaan full-time dan bermaksud mendirikan bisnis sendiri?
DA: Lakukan pemikiran dan perencanaan yang serius tentang seberapa dollar yang Anda punya, berapa yang Anda butuhkan, kapankah itu Anda butuhkan, seberapa banyak yang Anda bisa dapat, dan bagaimana rencana bisnisnya nanti. Terlalu banyak variabel dalam semua itu untuk satu jawaban sederhana.
SA: Tentu, tapi ini tadi jawaban yang bagus.
SA: Coba memutuskan bisnis apakah yang mau dimulai?
DA: Ideal Anda sendiri seperti apa? Hal terdekat apakah yang bisa Anda lihat dalam realitas terdekat di sekitar Anda yang itu akan mengarahkan Anda ke sana?
SA: Coba memutuskan bagaimana menstruktur bisnis barunya?
DA: Bentuk itu mengikuti fungsi. Seberapa besar yang Anda butuh atau inginkan, dan untuk kapankah itu? Saya sarankan yang ramping saja dan tambahkan struktur jika perlu nanti. Lakukan sendiri sampai Anda tak bisa lagi menanganinya sendiri.
SA: Mencari pelanggan pertama?
DA: Siapapun yang bisa menghubungkan dengan jaringan yang lebih besar.
SA: Nasihat yang mantap! Baik, kita sudah ngobrol ke mana2… Ada saran khusus barangkali untuk para pembaca saya?
DA: Pastikan Anda menanyakan pertanyaan yang tepat pada interval yang tepat… Apa sih visinya? Apakah sasaran jangka pendeknya? Bagaimana performa saya dengan seluruh peran yang saya jalani ini? Bagaimana kondisi seluruh proyek saya? Apa sajakah next action yang harus saya ambil?
Bener dah kalo orang sukses dia mas, kapan ya bisa ketemu dan belajar langsung ke orangnya itu supaya ketularan suksesnya
Noviantos last blog post..Budaya Mencontek
langsung sebarkan postingan ini …
mantan kyais last blog post..Black Blog: It’s Not Goodbye
i wanna be a succesman……
thx buat artikelnya. pelajaran baru buat saya sebagai entrepreneur
Rental mobils last blog post..Gaya Berkendara dan Tips Irit BBM
sukses adalah cita semua org yg ada di muka bumi ini.
caranya bagaimana baca artikel ini……
thx 4 the arthicle
Pasang iklan bariss last blog post..Profesional Web Design, Web Development, Web Instant, Murah, Handal, Layanan Prima
mencobi ah….., dipraktekkan……