Mengingat saat ini saya sedang mengerjakan thesis (setelah cuti hampir setahun :-), maka —khususnya pelanggan via email— harap maklum bila tulisan saya dalam waktu dekat ini akan banyak berada di kisaran pengerjaan tesis. Meskipun secara spesifik saya menggunakan istilah tesis, tapi saya kira konteksnya juga berlaku untuk pengerjaan tugas akhir atau skripsi.
Yang berikut ini saya saya ambil langsung dari diary saya tertanggal 18 Maret 2012. Saya gunakan kata ‘kamu’, karena saya sedang ngomong ke diri sendiri.
…..
Kamu pikir mengerjakan tesis itu tak mudah, memang. Dan memang sebaiknya seperti itu!
Ingat-ingat lagi bahwa tujuan studi S2-mu adalah utk menggembleng diri. Maka ketika gemblengan dalam bentuk masalah itu datang, sambutlah dengan terbuka (terbuka, karena klo bilang cerita dan bahagia, secara riil itu susah ;-D). Sadari bahwa dirimu sekarang ini memang sedang ditempa, dithuthuki, dan apapun perihal tak mengenakkan karena penempaan diri.
Saat rampung mbikin proposal kemarin, meski sudah berusaha maksimal dalam keterbatasan waktu, tapi kemudian buanyak sekali koreksi yang diberikan, ya terima saja. Itu malah bagus buat kamu! Jika sudah berusaha maksimal tapi ternyata itu belum cukup, itu sekedar pertanda bahwa kamu sedang diajak untuk naik ke tingkatan kompetensi lebih tinggi!
Tau tidak, itu artinya kamu sedang dalam jalan yang benar untuk bertumbuh!
Kamu repot, payah dan susah selama ngerjakan tesis? Bagus!
Justru duka semacam ini lah yg nantinya membuat kamu jadi bangga. Kamu perlu punya perasaan “dari tesis ini, aku sudah bertumbuh jadi lebih hebat; dg bantuan اللّهُ aku berhasil melalui masa sulit itu”. Lha coba deh, kamu pikir kamu bakal merasa bangga kalau tantangan tesis ini gak ada apa-apanya?
Perasaan sudah jadi lebih hebat kamu butuhkan untuk hadapi tantangan-tantangan baru di hadapan. Kalau yang terjadi adalah sebaliknya, kalau tesis dan secara umum studi S2-mu gak membuat kamu bertumbuh, lha terus buat apa kuliah. Justru karena itu menantang dan اللّهُ kemudian membantumu lolos darinya, itu lah yang kamu cari.
Ingatan tentang tesis dan studi S2 perlu jadi berkesan, bahwa itu merupakan kawah candradimukamu, bahwa kamu sudah jadi lebih baik karenanya, bahwa kamu sudah mampu lampaui kondisi penuh stres selama pengerjaan. Jika tesis ini berat dan اللّهُ membantumu untuk melaluinya dengan sempurna, maka kamu akan punya perasaan pantas untuk menghadapi tantangan berat yang serupa.
So, Guntar, jangan meminta agar dapet tesis yang gampang, mintalah agar اللّهُ menghebatkan dirimu, sedemikian powerfulnya dirimu sampai-sampai tesismu jadi berasa gampang.
wehehehe… mantab omelannya buat diri sendiri :d
semangaaattt….. mari kita songsong 105 😀
kalo saya dulu sampai ambil cuti bbrp hari plus kemping di rumah sodara. jadi nggak ngerjain di rumah. sedikit mengorbankan anak2 yg jadi nggak bisa jalan2 sama ayahnya. tapi sebanding dengan pengorbanannya, saya akhirnya selesai lebih cepat satu semester 🙂
btw, bikin wallpaper sama tulisan ini habis waktu berapa lama 😀
Ide kemping itu sangat menarik, Brow 😀
Dan selama ngerjakan tesis ini, aku akan masih menyengajakan ‘membuang waktu’ untuk mbikin2 tulisan yg tidak lantas mempercepat penyelesaian tesis
ughhh, kepikirisan skripsi yang (lagi) ngadat.. 🙁