Tunjukkan pada Diriku Banyak Salah & Gagal

Anda juga tau, bahwa gagal & salah itu ternyata penting. Bahkan kita perlu gagal & salah sampai beberapa kali. Sebab klo enggak, brati kita nggak pernah menjajal batasan kita. Artinya kita kurang berani ambil risiko untuk meningkatkan kompetensi kita. Tapi beberapa kali gagal itu ndak sebaiknya terjadi secara berurutan, saya ngaca aja sih. Kegagalan yang beruntun soalnya malah bisa melepuhkan semangat.


Salah satu hal menariknya adalah, bahwa kita pun juga bisa belajar dari kegagalan orang lain. Saya sendiri bahkan, klo tau ada orang sukses gagal dalam bisnis, saya malah ‘seneng’, dalam artian saya meyakini bahwa bila seorang ahli alami kegagalan, maka pembelajaran yang bisa dipetik pasti banyak. Tapi paling enggak, ada perasaan seneng, klo yang expert aja bisa gagal, brati ndak masalah dong klo saya juga gagal. Biasa. Hal ini menimbulkan perasaan berani dan dare to fail. He..he… 🙂

Fail

Asal kemudian, kegagalan orang lain itu bukan dijadikan sumber kesenangan. Soalnya entah kenapa, saya ngeliat banyak orang yang justru ngerasa senang ngeliat orang lain gagal. Sampai ada perkataan, “Whenever a friend succeeds, a little something in me dies.” Gawat. Semoga sih bukan karena sirik deh, tapi karena dg ngeliat kegagalan orang lain, dia jadi bisa bersimpati ke ybs.

Apapun deh, yg jelas kita butuh ‘kesalahan’ & kegagalan untuk mencapai kualitas hasil yg lebih tinggi ketimbang yg bisa kita capai klo kita berhasil pada upaya pertama. Kegagalan adalah pertanda diperlukannya cara2 yg lebih baik. Kegagalan dan kesalahan yg ndak kita cermati baik2 pasti akan timbul lagi di tempat dan kesempatan lain. Percaya deh.

Cepat atau lambat, orang yg nggak bisa menghormati pembelajaran dari kegagalan dan kesalahannya sendiri, dia akan gagal. Cepat…atau lambat.

banner ad

One Response to “Tunjukkan pada Diriku Banyak Salah & Gagal”

  1. masrio says:

    Gagal ya? Wuih asyik lho, seayik kala kita tahu wajah sebetulnya.Semoga aja bisa mbantu sudut tatap pribadi kita tentang ‘gagal’, semoga :D1. Bila ada yg berhasil, kita pun BISA melakukannya dengan menirunya. Sebab jalan setapaknya sudah dilalui. Tahu toh maksudnya BISA? Seperti kita BISA bicara, BISA makan. Seperti juga meskipun minder, toh kita khan tetep BISA AKRAB. Ya minimal diakrab-akrabkan.2. Bila yg ahli aja ‘gagal’, maka BISA JADI ini giliran kita untuk meneruskan jalan setapak yang belum tuntas. Atau justru membuka dan membuat jalan-jalan setapak yang lain. 3. Gagal membantu kita mengenali wajah asli keBISAan kita. Kita khan paling sering belajar dari kegagalan.4. Gagal hanya satu dari 3 pilihan dari berproses. Ketiga hal itu: berHASIL, ‘tidak BERHASIL’ (gagal ???), dan BELAJAR. So, saat kita gagal sebetulnya kita sudah BERHASIL untuk ‘tidak BERHASIL’. Terserah, kita -saya dan Anda- memilih yang mana?5. Gagal mungkin bermakna belum tepatnya arah (tentuin dulu dong arahnya), belum terlatihnya keahlian (perlu sering-sering melakukan dan banyak memvariasikan kemampuan), belum sungguh-sungguhnya kehendak (supaya ada bedanya antara yang betul-betul ingin dengan yang hanya sekedar pengen), jaminan adanya keBERHASILan (iman dan sabar po’o rek)untuk yg no(5) itu -asli bukan- dari saya. Saya membahasakannya dari Mario Teguh.Semoga bermanfaat

Leave a Reply