Pertanyaan Penggali Produktivitas Karyawan

Dalam kepemimpinan diri maupun perusahaan, kemampuan bertanya adl kemampuan vital yang wajib dimiliki. Setiap ilmuwan dan orang2 besar selalu mengawali kedahsyatan mereka dg pertanyaan yg tepat. Dan memang, orang sukses memiliki pertanyaan yang lebih berkualitas dari kebanyakan orang.

Dalam bisnis, kemampuan mengajukan pertanyaan ini juga amat penting. Skill dalam ajukan pertanyaan berkualitas mjd sama pentingnya dengan skill dlm berikan jawaban yg tepat. Pertanyaan yang konyol hanya akan membawa pada keputusan & inovasi bisnis yang juga konyol.

problem solve gebleg
Problem solving dlm bisnis atau manapun sebenernya ndak lebih dari serangkaian aktivitas tanya jawab. Tapi tentu saja ndak konyol kayak bagan di atas :mrgreen:

Dalam kaitannya dg karyawan, pertanyaan bisa kita gunakan untuk mengetahui kedalaman (atau kedangkalan) pemahaman mereka tentang bagaimana bisnis dijalankan. Pertanyaan bisa juga digunakan sbg pancingan untuk berbagi pengetahuan, mengoreksi salah informasi atau lakukan eksplorasi untuk menggali potensi produktivitas mereka.

Sometimes, the question is more important than the answer.

Dengan memposisikan diri sebagai karyawan, saya menganggap beberapa pertanyaan berikut ini penting untuk dimunculkan.

1. Ngerti ngga gimana perusahaan kita ngedapetin uang?

Ini pertanyaan mendasar bagi pebisnis manapun. Ndak Cuma bosnya, karyawan baiknya juga ngerti darimana perusahaannya ngedapetin uang. Apakah dari selisih Harga Pokok Produksi dan harga jual, atau dari jasa penjualan produk, atau dari jasa konsultasi, atau dari cross selling, pokoknya karyawan kudu tau deh.

Klo kata John Case dengan Open-Book Management nya menyatakan bahwa hal ini berguna agar karyawan bisa tau paling nggak gimana kontribusi kerjaan dan signifikansi kompetensi diri mereka bagi angka-angka perusahaan. Apalagi untuk start-up business yang mana semua orang pada dasarnya adalah pemasar.

Saya juga rasakan ada baiknya kita ngerti dikit2 laporan keuangan perusahaan, biar ngerti status kesehatan dan kredibilitasnya. Soalnya saya pernah tuh kerja di perusahaan yang ngasih saya gaji tinggi dan fasilitas rupawan tapi ternyata ndak jelas cash flow & pemasukannya. Akhirnya bubar deh perusahaannya ๐Ÿ™„

2. Ngerti ga gimana kerjaan kamu bawa kontribusi pada kesuksesan perusahaan?

Masih nyambung kan ya dg poin pertama.
Setiap karyawan kudu ngerti peran penting mereka di perusahaan. Apapun kontribusinya, pokoknya muaranya adalah pada peningkatan laba perusahaan. Dan lalu adalah tugas dari pimpinan untuk menciptakan konteks di mana setiap anggota tim bisa berperforma scr optimal sesuai peran masing2.

Kontribusi ini bukan sekedar perkara jobdesc sebenarnya. Menjaga keutuhan tim, menjadi pemicu produktivitas tim, pembangun suasana kerja kondusif dan apapun yg bukan jobdesc resmi sebenernya juga bisa jadikan karyawan punya nilai signifikan bagi kesuksesan perusahaan.

Sementara utk kontribusi yang terkait dg jobdesc sendiri, deliverable yg bersifat visual dan tangible amat efektif utk tunjukkan signifkansi kontribusi. Ini bukan melulu berupa hasil kerja; progress kerja dan pembelajaran sebenernya juga bisa dijadikan tangible. Minimal dibikin progress report di papan tulis atau forum (spt pd post multitask;bagian akhir).

Dan lalu saya temukan ada karyawan yang memiliki kontribusi besar bukan sebagai penghasil laba, melainkan sebagai penyedia assistance bagi aktor2 utama perusahaan. Dan dg perannya itu, dia sebenarnya sudah dg sendirinya juga memiliki signifikansi layaknya aktor utama.

3. Klo ada yg menghalangi kamu dari kerja maksimal, maka apakah itu?
Dr. W. Edward Deming, sang pakar kualitas, meyakini bahwa 85 persen dari permasalahan kualitas di tempat kerja disebabkan oleh sistem, bukan oleh inefesiensi individu. Perusahaan bisa jadi dipenuhi oleh kebijakan2 dan prosedur yg menghambat orang2 dari berkontribusi secara maksimal. Atau malah sebaliknya, di sanandak ada kebijakan dan prosedur yang membentuk atmosfer produktivitas maksimal.

Masalahnya ternyata bukan sekadar dari apa, melainkan siapa. Ada kan orang2 rese yang mbikin ritme kerja tim jadi berantakan. Dan yang gawat klo ternyata malah pimpinannya yang mbikin rese. Seperti yang saya bahas di posting Jadi Pemenang Tanpa Curang, internal warning system yang ndak berjalan malah bisa memunculkan para whistleblower.
Syarat produktif
Makanya, klo yang nanya pertanyaan ini adalah bos, karyawan sering takut2 juga klo mo ngejawab. Aman enggak. Klo saya sih ndak pake takut. Waktu bos nanya pertanyaan apa yang mbikin saya bisa lebih maksimal klo kerja, maka jawaban saya adalah, “Mmm…Bisa nggak nyediakan tempat buat tidur siang” Dan saya pun mendapatkannya :mrgreen:

4. Perihal apa yg nyenengin dari kerjaan kamu?

Percaya apa enggak, kerjaan tu adl tempat yg bagus untuk memperoleh & mengekspresikan kesenangan. Klo kita perhatikan aja bener-bener, kita sebenarnya merasakan kesenangan ketika bisa kerja dengan orang2 yg kita hormati, ngerjakan berbagai task yg bener2 menyumbangkan perbedaan, atau ketika bisa menggunakan segenap kompetensi yg kita miliki.

Kalo Anda nggak ngerasa, maka bisa jadi Anda masih belum bener2 coba memperhatikan, atau mungkin malah salah ambil kerjaan :mrgreen: Tapi entah yg mana, yg jelas ini harus disiasati kan ya. Lha gimana, masa kerjaan mo jadi sumber stres.

Perusahaan berisi orang-orang. Dan orang-orang punya atribut Soft Stuff, yakni perasaan, yang perlu mendapat perhatian khusus. Antusiasme, Passion, Excitement, kesenangan, semua yang bisa menjadikan pekerjaan menyenangkan perlu dibangun mulai dari perihal2 sederhana.

hamsterPokoknya kudu pinter2 deh cari hal2 yang bisa mbikin kerjaan jadi menyenangkan namun tetep dalam koridor mendukung produktivitas. Klo saya, saya suka ama peran yang saya jalani, suka ama server yang saya pegang, suka kerja ama temen2 yang begitu menyenangkan dan juga komplit komposisi keahliannya, suka ama budaya workaholic yang ada, pokoknya banyak deh yang bisa mbikin saya seneng dari kerjaan.

Tapi itu kan saya. Tentunya Anda juga punya perihal2 yang Anda senangi dari kerjaan; apapun yang bisa membuat Anda bertahan dan terus berkontribusi produktif dengannya.

Yang jelas, entah pengen lebih produktif di kantor ataupun jadi jawara di tempat kerja, semuanya diawali dengan mengajukan pertanyaan yang tepat.

It is a healthy thing now and then to hang a question mark on the things you have long taken for granted.

[tags]manajemen karir, karir, produktivitas kerja, produktif, pekerjaan[/tags]

banner ad

12 Responses to “Pertanyaan Penggali Produktivitas Karyawan”

  1. Putri says:

    Tiga posting terakhir … guwe banget … ^_^

    Once again … tengkyu … tengkyu … tengkyu banget tips2nya…
    kudu dibaca bareng ama supervisor saya deh ini blog … so inspiring.
    hebat … salut … selamat ya …

  2. didath79 says:

    Saya kadang kalo ditanya bos/temen kerja mikir dulu kalo jawab.
    Kalo bisa kasih jawaban yang ga ada pertanyaan lagi (kalo bisa ga bohong) dan biasa nya langsung percaya.
    Bahkan ada yang nanya sesuatu, langsung saya jawab secara teknis (saya yakin dia ga ngerti)

  3. Guntar says:

    Putri:
    Senang bisa membantu, Putri. Yg perlu diingat, Knowledge isnt really power. Its the action that matters ๐Ÿ™‚

    Didath:
    LoL. Jangan2 sampean ni orang engineer ya. Biasanya yg bisa ngasih jawaban mematikan tu para engineer yg punya bahasa tersendiri. Klo udah dikasih jawaban teknis, yg nanya manggut2 seolah2 ngerti. Mo nanya lagi ga jadi, soalnya ga ngerti maksud jawabannya :mrgreen:

  4. Lita says:

    Ahahahah *ngakak liat tikus lucu*
    Eta gambarna dari mana aja, om? Ada kreditnya ga? :p

    O iya! Cie cie… domain baru ni yeee… Makin greget aje. Moga kali ini gak pake greges-greges yak hihihihi….

  5. benisuryadi says:

    wah bisa dipake buat ngerjain tugas akhir juga nie..
    tengkiu tengkiu =)

  6. aribowo says:

    terkadang pertanyaan itu juga merupakan jawaban

  7. Guntar says:

    Lita:
    Eh, itu tikus ya. Kirain hamster ๐Ÿ™„ Dapet gambarnya dari temen. Ndak ada creditnya kok. Ambil ajah. Sapa tau bisa jadi inspirasi tulisan ๐Ÿ™‚

    BeniSuryadi:
    Wah. Tugas akhirnya tentang tikus bernyanyi ya :mrgreen:

    Aribowo:
    Sepakat..sepakat. Terkadang pertanyaan itu justrulah jawabannya 8)

  8. bank al says:

    Pertanyaan 1 dan 2 kok Yes/No question ya ?
    Jawabannya mungkin akan simple sekali yaitu Ya atau tidak sehingga tidak bisa menggali banyak, tanpa pertanyaan susulan.

  9. Aditya says:

    bagaimana caranya mengajukan pertanyaan yang tepat ?

    *apakah pertanyaan seperti ini tepat untuk ditanyakan

  10. Guntar says:

    Bang Al:
    A: Gimana, kamu ngerti ngga gimana perusahaan kita ngedapetin uang?
    B: Ngerti, Bos.
    A: Trus, kamu juga ngerti ga gimana kerjaan kamu bawa kontribusi pada kesuksesan perusahaan?
    B: Ngerti, Bos. Skr bolehkah saya pergi.
    A: Enak ajah. Kamu pikir segampang itu maksud pertanyaan saya :devil:. Kamu boleh keluar, ambil kopi ma bakmi. Stelah itu kamu balik ke sini, dan kamu jelasin maksud jawaban kamu tadi.
    B: O’ow… Gawat

    :mrgreen:

    Aditya
    Pertanyaan yg tepat adl pertanyaan yg bicara ttg Why & How dlm framework yg tepat. Framework menjawab ttg perlu tidaknya pertanyaan dilontarkan dan seberapa besar signifikansinya. Dlm posting di atas, frameworknya dasarnya adl produktivitas karyawan utk peningkatan profit, efisiensi cost dan pemanfaatan aset scr lebih baik.
    Pertanyaan yg tepat mengharapkan lebih dari sekedar respon iya dan tidak :mrgreen:

  11. budiw says:

    iya, pantes di googleplex ada anjing di hall kantor..

    –budiw

  12. jeungjane says:

    Saya bisa produktif kalo ga dikritik mlulu.. apalagi di depan banyak orang.. saya jadi mutung..:((

Trackbacks/Pingbacks

  1. budiwijaya.or.id - Duh, no internet? "Internet hanya boleh..." begitu tulisan di tembok kantor temen saya Duh, saya sih prihatin aja. Kemaren saya…

Leave a Reply