Berikut adalah pertanyaan2 yg paling sering diajukan terkait Personality Plus. Diambil dari pertanyaan riil, jadi akan ada beberapa perulangan di sini.
– Personality Plus mengkotak2kan kita?
Tidak. Yang bisa mengkotak2kan diri ya cuma diri kita sendiri. Sepengetahuan saya, profiling ini tidak diciptakan untuk mengkotak2kan diri, melainkan untuk membantu kita mengenali pola bakat dan kompetensi. Nyatanya kita memang bisa memperkaya kepribadian kita hingga kita memiliki segenap kelebihan dari setiap temparemen. Disebut mengkotak-kotakkan apabila ybs membuat pendakwaan, “Aku ini kan emg sanguinis, ya wajar aja klo aku banyak bicara dan ndak bisa mendengarkan. Mau gimana lagi?!” Pengkotakan atas kelemahan ini lah yang harus dihindarkan.
Ketika kita sudah mengetahui siapa diri kita (dalam konteks temparemen), akanlah lebih mudah untuk mengejar traits2 lain. Pendefinisian traits yg ada membuat kita punya sesuatu (sifat/kompetensi) untuk dikejar dan dijadikan target.
– Tapi saya ndak ingin dibeda-bedakan dg yang lain?
Well, nyatanya kita semua memang unik. Silahkan memilih untuk tidak percaya, toh ini bukan agama . Yang jelas, personality plus membantu kita untuk memahami betapa:
– Bisa nggak mengubah personality?
Karena ini dasarnya adalah faktor biologis/hormon/cairan tubuh, Anda ndak bisa mengubah gaya temparemen dasar tapi Anda bisa memodifikasi perilaku dan oleh karenanya Anda juga bisa mengubah personality. Tapi pertanyaan saya adalah, buat apa dulu? Orang dg temparemen dasar sanguine hanya akan merasa nyaman dan senang ketika dia menjadi dirinya sendiri. Jikapun dia kemudian memiliki peran dan pekerjaan yang bertentangan dengan temparemen dasarnya, maka perlu ada suatu waktu di mana dia benar2 menjadi dirinya sendiri.
– Bisa nggak mengubah personality orang lain?
Bisa. Klo Anda saja bisa mengubah personality Anda, maka pada orang lain pun Anda juga bisa. Tentu saja, Anda perlu perhatikan konteks dan motif dasarnya. Jika ada orang tua yang berusaha mengubah personality anaknya, maka ini bisa jadi malah non-produktif bagi si anak. Demikian juga bila seorang suami berusaha untuk mengubah personality istrinya, atau sebaliknya. Kaidah dasarnya, kita tak bisa mengubah personality orang lain klo dia sendiri sudah memutuskan bahwa dia enggan berubah. Di manapun, perubahan yang riil hanya bisa dilakukan ketika itu datang dari dalam diri orang bersangkutan dan dia tidak dipaksa terlalu jauh untuk menjadi siapapun selain dirinya.
– Kenapa banyak sekali yg menikahi orang dg temparemen yg berbeda dg dirinya?
He he, betul. Saya yang melankolis ini alhamdulillah dapetnya sanguinis. Klob bin mantab :cool . Klo kita mau bersikap terbuka, apa sih sebenarnya yang membuat kita tertarik pada orang lain? Seringkali adalah kekuatan yang kita liat dalam dirinya yang mana kita tidak memilikinya secara temparemen. Wanita koleris akan lebih enjoy dengan sifat easygoing-nya phlegmatis, meskipun dia mungkin merasa susah melakukan pekerjaan serius dengannya. Sanguinis yang tak teratur menghargai keteraturan dari melankolis. Apa yang menjadi kekuatan dari satu jenis temparemen bisa jadi merupakan kelemahan bagi temparemen yang lain. Secara natural, kita pun kemudian mencari orang2 yang bisa melengkapi diri kita.
– Tapi bukankah antar temparemen itu saling jengkel satu sama lain?
Betul. Ini sebenernya terkait dengan kekuatan dan kelemahan spesifik masing2 temparemen. Koleris tulen secara natural akan nggak sabaran dan gemes banget dengan sifat nyantainya si phlegmatis. Phlegmatis sendiri gemes dengan sifat suka bertengkar dan ndak mau ngalahnya si koleris. Melankolis yang rapi akan guemes banget dengan sifat cerobohnya si sanguine. Sebaliknya, sanguine merasa ndak betah dengan melankolis yang terlalu serius dan sukar diajak bercanda lepas. Tapi dalam perihal2 dasar, itu malah menumbuhkan ketertarikan.
Seiring dengan berjalannya waktu, tiap temparemen akan menyadari bahwa kehadiran temparemen lain menjadikan dirinya tidak jatuh dalam ekstrimitas yang berlebihan. Kehadiran temparemen lain membantu kita dalam menyeimbangkan diri.
– Apakah ada satu temparemen yang lebih baik ketimbang yang lainnya?
Ada; melankolis . Just kidding.
Setiap dari kita terbentuk dari tempateremen dasar yang menjadikan diri kita ini unik. Jenis temparemen manapun barangkali pernah suatu saat menggumam bahwa temparemen lain itu lebih baik ketimbang dirinya. Tapi perasaan ini sesungguhnya terkait dengan sifat2 yang mereka kagumi dari orang lain yang mereka sendiri tidak miliki. Misal saja si phlegmatis iri banget ama sanguine yang seemikian easy going. Sanguine ngiri ama melankolis yang kok bisanya sedemikian rapi dan tertib. Satu jenis temparemen memang lebih baik ketimbang yang lain, tapi untuk perihal2 tertentu. Pada perihal2 yang lain kondisi yang terjadi adalah sebaliknya. Kuncinya adalah bagaimana mengoptimalkan kekuatan unik dari setiap temparemen.
Lantas apa untungnya saya tahu temparemen unik saya?
Pertanyaan “Kenapa aku melakukan seperti yang aku lakukan sekarang ini?” adalah pertanyaan yang sangat populer dari waktu ke waktu. Mengenali termparemen membantu kita untuk mendapatkan penjelasan tentang “Mengapa”. Koleris yang nggak sabaran, sanguine yang banyak omong, melankolis yang teratur dan phlegmatis yang santai sekarang jadi mengerti apa yang melandasi perilaku mereka. Yang penting adalah jangan menjadikan itu sebagai alasan untuk memelihara perilaku2 negatif. Si sanguine ndak sebaiknya bilang, “Lha, ya wajar lah aku ini banyak omong. Aku kan sanguine. Mau gimana lage!?”
– Pekerjaan apa yang paling cocok untuk setiap tipe temparemen?
Ada banyak sebenernya yang jadi pertimbangan. Tapi secara umum koleris cocok untuk menjadi pimpinan (manajer atau eksekutif) bila saja mereka bisa mengendalikan kecenderungan mereka untuk mengkritisi dan ndak sabaran. Sanguinis bisa menjadi pengajar yang bagus klo mereka bisa melatih skill penataan diri dan kerjaan. Phlegmatis cocok banget jadi konselor atau penasehat, di manapun yang mana pembangunan hubungan amat dipentingkan. Melankolis
Koleris tidak cocok untuk pekerjaan yang santai, kaku dan konvensional. Phlegmatis ndak suka pada kerjaan di mana mereka harus tampil gaul dan banyak bicara. Melankolis kurang menyukai kerja di mana mereka hanya pegang sedikit kendali pada kondisi dan proses. Sanguinis kurang menyukai pekerjaan di mana mereka harus bekerja sendiri dalam rentang waktu yang lama.
– Saya benci ama karier/pekerjaan saya sekarang. Apakah itu perkara temparemental?
Yg mbikin benci apa karena bayarannya kurang? 😛 Jika memang kurang sukanya karena kerjaan itu kurang “pas” dengan gaya temparemen Anda, maka iya, tentu itu memang terkait. Anda list aja apa2 yang ndak disukai dari kerjaan (bayaran yg kurang pas ndak termasuk lho) dan lalu bandingkan daftar itu dengan kekuatan dan kelemahan temparemental Anda. Harusnya dengan begitu Anda akan sudah dapat insight apakah ketidaksukaan Anda dengan pekerjaan itu bersifat temparemental atau bukan.
– Saya sayang ama istri (atau suami, anak) tapi saya ndak tahan ama perilaku tertentu dari temparemennya. Gimana cara mengubah mereka?
Saya tegaskan sekali lagi, Anda ndak bisa mengubah temparemen orang lain. Sama seperti Anda ndak bisa mengubah wana mata seseorang. Perubahan sesungguhnya datang ketika seseorang melihat kebutuhan untuk berubah. Perubahan yang dipaksakan dari luar tidaklah natural dan akan malah menimbulkan perasaan tak puas dan juga friksi. Apa yang penting untuk dilakukan adalah mensupport orang lain untuk mengembangkan kekuatan2nya dan menetralkan kelemahan2nya. Sadari juga bahwa Anda juga bisa menimbulkan perasaan serupa dalam diri orang lain yg berbeda temparemen dengan Anda.
– Sebenarnya temparemen saya itu apakah kepribadian (personality) saya? atau kebalik? bedanya apa toh?
My bad. Harusnya saya sampaikan sejak awal. Temparemen itu ibaratnya adalah kanvas, sedangkan personality adalah lukisannya. Temperemen adalah fondasinya, sementara personality adalah bangunannya. Dengan basis temparemen, Anda menambahkan di atasnya berbagai pengalaman, pembelajaran, budaya, pendidikan untuk membentuk kepribadian Anda.
– Klo saya memang ndak bisa mengubah temparemen (dasar) saya, lantas buat apa saya tahu tentangnya?
Meski mengubah itu temparemen dasar itu sulit, tapi kita tetap bisa memperkaya kepribadian kita. Tidak ada temparemen yg terbaik. Tapi konfigurasi terbaik adalah bila kita menguasai selurut traits positif dari keempat temparemen yg ada.
Apa yg terbaik adalah bila kita bisa menjadi sanguinis yg ceria dan inspiratif di kala kondisi di sekitar kita sedang lesu dan membosankan; bisa menjadi sanguinis yg dominan di kala tak ada yg inisiatif dan geliatan; bisa menjadi melankolis yg rapih dan teratur ketika segalanya dikerjakan scr berantakan, serta bisa menjadi phlegmatis reliable dan tenang saat di sekitar kita sdg berkonflik dan penuh pergulatan.
Apakah ada orang2 seperti itu? Ada. Lihat saja orang2 besar seperti Nabi dan para entrepreneur sukses. Jika diminta mengisi kuesioner Personality Plus, mereka akan mengatakan bhw mereka memiliki seluruh traits positif yg ada di sana.
Saya akan lanjutkan dalam post berikutnya 😉
salam kenal.. dari malang 🙂
boleh dilink?
hmcahyo.wordpress.com
Mulanya agak bingung juga masalah tempramen dan personality. Tapi akhirnya aku mengerti…. Kalo dianalogikan seperti serial Naruto (lagi2…) Kalo elemen dasar Uchiha Sasuke awalnya api, ini tempramen, tapi dalam perkembangannya dia bisa berubah menjadi petir (inget jurus Chidori), ini personality. Ada lagi di serial Avatar ketika Toph yang awalnya cuma bisa earth bending, jadi metal bending dalam kondisi terdesak. Manusia jadi sangat fleksibel ya…, bener ga Mas?Ada lagi, Mas. Di bagian pertanyaan mengenai pekerjaan yang paling cocok, tulisannya yang melankolis kepotong. Lanjutan contoh dong buat melankolis. He2….
mas guntar?salam kenal lg mas :)saya yg ditraining ms guntar di PP-LKMMTD HMTC di BPLSP (halah, lali ak kepanjangan’e :D)waktu itu juga ngajarin personality, keren bgt!
prasta’s last blog post..trik
penting memang kita mengetahui karakter-2 itu. hubungan sosial yang
harmonis menuntut kita mengerti akan watak masing-2 orang. tul ga mas?
tapi agak susuah bagi seorang koleris utk bisa mngerti itu semua. yang
ia tahu cuma kerja. kerja dan kerja. baginya seseorang itu buruk jika
tidak bekerja.
arrrrghhhh. aku pingin lebis santai kayak orang pleghmatis.
gmn cara berubahnya mas?
ghosty1st’s last blog post..tunggu ya! sik sibuk
oh ya boleh kenalan dengan mas awan itu ga? kok ga ada link nya ya?
itu mas awan yang kerja di plasma ta?
salam kenal dari gusti teman mas hendra di plasma juga. trim waslm
Hmcahyo:
Salam kenal, mas Cahyo. Terima kasih sudah singgah ke mari 🙂
Awan Dwi Darmawan:
Kita memang bisa berubah dalam kondisi terdesak. Tapi untuk ini tetap ada pembiasaan yang artinya bukan dalam waktu singkat terjadi perubahannya.
Prasta:
Halo, mas Prasta. Nice to meet you here 🙂
Ghosty1st:
Betul sekali. Pengetahuan kita akan karakter diri akan sangat membantu kita dalam mengenal orang lain hingga kita mampu bersikap lebih bijak terhadap mereka :-p.
Bagi koleris yang cenderung workaholic, maka dia butuh berteman dg phlegmatis. Untuk semua jenis temparemen, agar kekuatan masing2 tidak malah jadi kelemahan, maka dia perlu menyeimbangkan dengan menyengajakan diri dg orang2 bertemparemen berbeda. Bisa juga dengan mengambil tanggung jawab peran yg mensyaratkan kepemilikan kekuatan dari temparemen tertentu. Misal seorang melankolis yg dapet kerjaan jadi public speaker, mau ndak mau dia perlu belajar jadi lebih ekstrovert, ekspresif dan tampak antusias.
email mas Awan saya sampaikan di email sampean 🙂
wah emang kl berbicara tentang personality akan selalu menarik,,,sekalian kasih info neh,,,buat yang ingin menambah pengetahuan dari personality plus,,,setiap senin ada lho yang bahas itu di SPIN PERSONALITY PLUS hanya di http://radiospin.net/ gabung yaw,,,,tiwi spinRADIO
salam kenal, mas
begitu saya mengenal personality plus, saya mrasa aneh krn ‘ramuan’ saya yg agak beda dg temen2 yg lain. Mereka punya dua tipe dominan dalam diri mereka. Tetapi saya punya tiga tipe dan semuanya dominan: sanguin, melankoli dan plegmatis. Namun saya menyadari bahwa ada situasi2 tertentu yg dapat memicu salah satu tipe itu muncul di diri saya. Skr saya mrasa beruntung memiliki ketiganya dan masih trus belajar untuk mengembangkan diri. ada saran gak, mas?
Klo sanguinis ama phlegmatis masih wajar wajar saja, Mbak. Yg menarik itu adl ketika ada Melankolis di sana. Secara, dia kan cukup berlawanan dg sanguinis. Dg asumsi kuesionernya benar dan Anda mengisi juga secara benar (bukan berdasarkan apa2 yg diinginkan, tapi riil kondisi sekarang) maka saya menduga elemen utama Anda adalah bawah langit (Tanah & Air: melankolis & phlegmatis). Jadi udara (sanguine) krn interaksi dan/atau amanah kerja.
Kombinasi spt Anda sbenernya ndak salah kok. Malahan semakin kaya kepribadian seseorang, dia akan temukan nilai keempat elemen pada dirinya hampir sama besar, karena dia punya kekuatan dari setiap elemen, dan itu teraktualkan tergantung pada konteks dan situasi yg melatarbelakangi. Yg penting Anda bisa peka dg konteks situasi yg melingkupi Anda dan bisa membuat penyikapan yg tidak ambivalen (bingung2 sendiri antar dua elemen berlawanan: langit-sanguine & bumi-melankolis)
Mas, setelah saya mencoba mempelajari diri saya, saya merasa bahwa saya mempunyai kombinasi Melankolis-Sanguinis. Saya tepat waktu dan selalu ingin melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Tetapi saya berantakan (lemari baju,meja kerja, dll), pelupa.
Dalam 1 waktu bersemangat dan dapat mempengaruhi orang2 di sekitar, tapi dpt begitu tertekan bila ada pressure.
Saya ramah, suka mengobrol, sering menceritakan tentang sesuatu berulang2, tapi tidak suka diolok2, suka mengkritik dan memiliki standar yang tinggi sehingga sulit dipuaskan.
Karena saya menengarai bahwa saya memiliki kombinasi 2 pribadi yg bertolak belakang, saya merasa ini menjadi hambatan… saya ingin tampil di muka umum, tapi sisi lain berkata “jangan, kalau nanti kamu salah malu banget…” rasanya saya tidak bisa maju…
Ini saya ibaratkan dg sebuah benda yg dipengaruhi oleh 2 buah gaya yang bergerak berlawanan arah dengan kekuatan yang sama… Resultan gaya = 0 (nol) jadi benda itu tidak bergerak kemana-mana…. jadi… saya harus bagaimana ini?
Temparemen dasar kita mustinya cuma satu; jika ada yg berlawanan, itu adalah karena pengaruh pekerjaan/lingkungan.
Coba Sammy tanyakan ini:
Aku lebih depresi karena apa:
– kerjaan tak lagi menyenangkan (sanguinis), atau kerjaan tak lagi perfect (melankolis)
– ndak ada pesta rame-rame (sanguinis), atau ndak ada harapan dan pengembangan (melankolis)
Apakah ngobrol banyak dalam waktu lama menguras energi mental/emosional? Jika tidak, sanguinis.
Jika lebih suka silence and space = melankolis
Apapun, temukan dulu mode dasar, baru bangun kekuatan utama di seputaran modal utama.
Jika merasa beresultan = 0, itu artinya kekuatan temparemen utama belum dioptimalkan.
Ambil dulu satu project shg bisa lebih fokus untuk menilik apa yg tjd pada diri. Semisal project public speaking. Harus makin aware dg dialog yg tjd di diri. Dan jangan berhenti pd satu kali dialog.
“jangan, kalau nanti kamu salah malu banget…”
Tanyakan: Kenapa?
“lha soalnya kamu klo ngomong ngawur gitu.”
Tanyakan: ngawur gimana?
“ya gak persiapan”
Maka bikin persiapan.
Setiap omongan “negatif” selalu punya maksud baik. Itu harus ditemukan.
Dan dg semakin aware, kita harus bisa “bermain karakter”. Kalau pas state-nya sanguinis, harus difullkan, termasuk semangat “I’ve got nothing to loose” ketika public speaking.
1. Temukan temparemen utamamu, jalani project yg murni berbagis temparemen utama itu.
2. Coba jalani satu project, lebih cermati lagi dialog yg terjadi di diri. Rampungkan dialog hingga diri bisa dapatkan niat baik dari setiap ‘upaya sabotase’
Ooo gitu ya mas… maaf mas, td lupa tulis terima kasih… 🙂
Kemarin, saya dan 2 orang teman berupaya menginisiasi suatu acara.. waktu persiapan sudah mepet.. saya diminta teman saya memimpin rapat.. waktu itu, karena waktu sdh mendesak, saya tidak mau berdebat.. saya tidak merasakan tekanan atau beban apapun… toh, cm mimpin rapat.. jadi saya memimpin rapat dengan santai, enjoy, komunikatif, ceria.. ketawa2… cepat dengan menawarkan opsi2 kepada forum..
nah.. Pas pemilihan ketua Panitia… ada 4 orang yang mendapat suara sama… termasuk saya. 3 orang itu mundur semua.. tidak ada yang komplain. Lah, pas saya mau mundur jg, temen2 pada nahan semua.. maunya saya jd ketua panitia. nah, saya mulai merasakan pressure… saya jadi terdiam… jantung berdebar kencang (sampe suara degupanny terdengar di telinga saya) ga mampu berpikir… 1 sisi saya tidak ingin mengecewakan teman2 yg sudah percaya sama saya.. di sisi lain.. saya berpikir, saya bkn org yg tepat untuk memimpin dalam keadaan mepet seperti itu. Saya tidak bisa membuat keputusan kalau tertekan (Undecisive).. Saya juga merasa acara ini harus jadi, dan ga sekedar jadi tp jadi bagus banget perfect… kalo ga jadi begitu, saya takut mengecewakan teman2… saya jadi merasa terbebani… Lalu saya katakan kepada teman2 kalo saya bukan orang yang tepat. akhirnya pemilihan ulang dan saya tidak dipilih lagi.. saya masih kepikiran sampai sekarang.. jadi ga enak hati tiap ketemu sama teman2… bukan cm 1 x ini kejadianny begini (saya diminta jd ketua tp keder…) apa ini ada hubungannya?
Saya juga ingat dulu waktu saya kecil, Ibu saya selalu menyanyikan lagu2 balada untuk meninabobokkan saya.. apa itu berpengaruh juga dalam pembentukan temperamen/pribadi…?
Terima Kasih Mas..
Sammy sptnya sanguine deh 🙂
Orang2 nunjuk Sammy jd pimpinan krn pesona kepribadian dan energi yg muncrat2 dari pribadi Sammy :-p Kalau orang melankolis biasanya dipilih karena ide, pemikiran, rencana2 besar dan detailnya.
Inget, pada dasarnya Sanguine dan Melankolis itu punya kesamaan: mereka sama2 emosional (emosional ini bukan berarti pemarah lho, tapi sense emosinya kuat). Gak enakan ama orang lain, itu juga jadi ciri. Model emosi sanguine sifatnya reaktif dan membludak, kalau melankolis lebih dalem.
Ttg nina bobo lagu2 balada, saya kurang tahu. Tapi kalau seorang sanguine diasuh dg tata cara melankolis (ditanamkan value tepat waktu, kerapian, keteraturan, dsb), maka ‘dualisme’ bisa dimungkinkan.
Oooh… mungkin juga mas… Ibu saya itu orangnya rapih… kalo rumah udah diberesin, kita berantakan lagi… wuah… beliau ngoceh2 …
Mmmm… jadi… saya harus gimana mas?
Saya sempat merasakan ada keuntungan dengan adanya dualisme ini… andai saya mampu mengendalikannya sepenuhnya.. maka saya akan menjadi orang yang “lengkap”.. Yin dan Yang..
Teman saya pernah bilang,” kelebihan kamu itu, kamu lebih bisa menjelaskan dengan baik.” jadi, misalnya saya sedang memikirkan sesuatu hal dengan mendalam dan sifatnya filosofis (melankolis), maka dengan adanya sanguine maka saya akan mampu menjelaskan/menyampaikan hasil pemikiran saya dengan mudah kepada orang-orang… maksud saya, gimana saya dapat mengasah kelebihan dari melankolis dan sanguinis, untuk menutupi kelemahan dari masing2 itu sehingga jadi saling menguatkan bukan saling melemahkan… kalo bisa begitu, wah… bisa jadi hebat banget dong saya… gitu ga sih mas?
bahkan, mungkin ga kalo saya melatih diri untuk dapat memiliki semua kelebihan dari sanguine, melankolis, koleris dan plegmatis, sehingga reaksi saya terhadap berbagai situasi akan sesuai dengan kelebihan2 dari 4 temperamen itu…?
But How… ???
BTW, maaf ya mas kalo saya terlalu banyak tanya sampai cukup mendetil… habis menurut saya, menarik membahas masalah ini… 🙂
Eh iya, 1 lagi mas… saya merasa kekhawatiran/ketakutan saya itu sudah pada taraf yg cukup mengkhawatirkan/menakutkan.
misal mslh kepanitiaan kmrn itu, teman saya bilang,” apa yang kamu takutkan, itu kan cuma acara biasa aja. kalo ga berhasil ya gapapa. kan itu bisa jadi sarana latihan”
sedangkan saya berpikir, ini harus berhasil, acaranya bagus, berkesan, dst… kalo ga gitu, saya gagal, malu, merasa bersalah. Ini bukan latihan, ini dunia nyata… jadi, saya ga maju2 dong mas… saya merasakan bahwa jika hati saya tenang dan damai, saya dapat berpikir jernih, keluar ide2, dapat melihat solusi dari masalah, tampil dengan baik dan santai di muka umum… sepertinya saya bisa melakukan apapun…
tapi, kedamaian dan ketenangan itu jarang sekali hadir… andai bisa terus atau lebih sering dalam keadaan seperti itu… enak banget kayana ya mas… gimana caranya ya mas?
🙁