Seberapa bagus performa seseorang pada interview akan sangat dipengaruhi oleh seberapa bagus dia menyiapkan diri untuk itu. Dalam banyak kasus, kurangnya persiapan akan membuat rasa PeDe jadi terkikis. Bahkan jika Anda sudah beruntung dengan menjadi kandidat favorit dan hampir bisa dipastikan akan meraih posisi yg Anda kejar, tetap saja Anda perlu lakukan persiapan untuk perbesar kemampuan Anda dalam menegosiasikan gaji.
Anda mungkin pernah mendengar ada orang yang berkoar-koar bahwa mereka tak pernah kok lakukan persiapan untuk hadapi tes wawancara kerja dan ternyata wawancaranya juga berlangsung oke-oke saja. Jika kita lakukan penelusuran lebih dekat, maka biasanya yg terjadi adalah beberapa hal ini:
Persiapan untuk interview ini menjadi lebih terasa pentingnya ketika kita melihat sifat dasar dari tes wawancara kerja. Dalam interview, tidak hanya Anda diminta untuk menjual (kompetensi) diri dalam lingkungan yg kompetitif, namun juga dituntut untuk bisa mengkompres bongkahan informasi yg panjang lebar serta beragam dalam bentuk yang: rapi, runtut, padat namun tetap bisa dimengerti, tidak menimbulkan konotasi negatif, serta berisi informasi yg interviewer memang ingin dengar. Ya wajar lah klo lantas tingkat stres seseorang bisa meningkat karenanya.
Tapi ternyata bukan hanya karena itu; interview secara mendasar adalah aktivitas yg jarang dilakukan, sehingga kebanyakan orang tidak cukup familiar dan tentu akan canggung dalam menghadapinya. Tidak hanya itu, kebanyakan orang Indonesia masih sungkan untuk mengatakan perihal semisal,”Saya ahli dalam melakukan A, dalam menjual XYZ”. Bagi banyak orang, tes wawancara kerja menjadikannya melakukan hal-hal/tindakan yg tidak biasa dilakukan dalam keseharian. Oleh karenanya, persiapan menjadi prasyarat yg wajib.
So, persiapan yang baik untuk interview akan menguntungkan anda dalam:
Meskipun begitu, ada juga yang namanya persiapan yg salah. Salah satunya adalah berlatih dg mengulang2 jawaban umum milik orang lain. Memang itu bisa sih ngasih semacam gambaran tentang gimana bentuk jawaban yg bagus; tapi itu juga bisa malah merugikan. Perlu kita pahami bahwa dalam banyak kasus, ndak ada yang namanya jawaban tunggal untuk setiap pertanyaan. Apa yg dianggap jawaban mantab bagi seorang pewawancara bisa jadi malah dianggap cupu oleh yg lain. Seseorang bisa saja menghafal luar kepala jawaban milik orang lain, persis sampe kata per kata. Tapi dikhawatirkan hal ini malah membuat dia jadi terkesan kurang tulus atau genuine, serta tampak rada ndak masuk akal ketika kemudian pertanyaan lanjutan -yg belum pernah dihafal jawabannya- diajukan.
Lantas bagaimana sih persiapan interview yg benar?
Salah satu kunci terpentingnya adalah dg mengetahui perihal apa yang penting bagi pewawancara dan apa2 yg mereka butuhkan. Kebanyakan pewawancara -entah mereka nyadar apa nggak- biasanya ingin mendengar tiga hal dari Anda.
Can you do the job? Dengan kata lain, kamu punya nggak seluruh kompetensi, wawasan, pengalaman atau potensi untuk perform bagus di kerjaan ini? Pewawancara ingin tahu apa2 yg pernah Anda lakukan, bagaimana Anda melakukannya dan bagaimana hasilnya.
Kamu bakal cocok nggak dg orang2 (yg skr sudah kerja) dan budaya yg sudah berkembang di sini? Ini adalah pertanyaan penting – ndak ada yang pengen kerja dg seseorang yang ndak disukai, meskipun kompetensinya ada.
Seberapa termotivasinya Anda ini? Seberapa besar sih tekad dan keinginan Anda untuk meraih posisi yang Anda incar?
Ndak ada jalan singkat untuk melatih kemampuan interview. Begitu Anda sudah menyiapkan jawaban yg mantap, Anda perlu duduk, melatihnya hingga lancar, dan bukan sekedar hafal. Penting sekali untuk melatih jawaban Anda keras-keras, alih2 sekedar dilamunin dalam pikiran. Kebanyakan orang menemukan perbedaan antara apa yg mereka pikirkan dan apa yg bener2 terucap dari pikiran itu.
Sebenarnya cara yg paling ampuh ya dengan melakukan banyak tes wawancara, bahkan untuk pekerjaan2 yg tidak Anda minati. Setelah interview berakhir, Anda hubungi pewawancara untuk meminta umpan balik. Tapi rasa2nya males ya latihan dg cara begini
Ada baiknya Anda mensimulasikan tes wawancara kerja dengan bantuan teman yang kooperatif (bisa diajak serius). Semakin nyata situasi yg bisa Anda simulasikan, semakin tinggi benefit yg bisa Anda dapat. Klo bisa, jangan diktekan pertanyaan2nya ke teman Anda. Tapi klo dia memang ndak ada gambaran, ya kasih aja daftar pertanyaan, dan suruh dia untuk memilih. Yang jelas, pembelajaran penting yg perlu Anda dapat di simulasi ini adalah dalam menjawab pertanyaan2 tak terduga. Lalu jangan sungkan untuk minta umpan balik ke teman Anda. Kadang kan ada teman yg sungkan klo ngasih kritikan. Pastikan Anda juga bisa bersikap baik dalam menerima kritik, yg bahkan tidak disampaikan bersama dg masukan perbaikan.
wow artikelnya bagus banget Mas … lumayan buat contekan kalo interview suatu saat (penginnya sich malah jadi yg nginterview)
Melakukan simulasi wawancara.. penting bgt tuh mas..jauh lebih bagus lagi kalau partner latihannya adalah orang2 manajerial yang sudah faham kondisi lingkungan kerja ..
haikal’s last blog post..SMS tipu2 edisi senin pagi
terimakasih, artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:http://karir-pekerjaan.infogue.comhttp://karir-pekerjaan.infogue.com/persiapan_diri_untuk_interview_tes_wawancara_kerjaanda bisa terus promosikan artikel anda di http://www.infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita dan beberapa pilihan widget lainnya yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!
Waaah… pas banget, besok saya mau wawancara kerja… thx ya..
makasih ya om infonya mudah-mudahan bermanfaat buat rekan yang lain, jika boleh saya kutip mau saya post juga di blog saya.. thxs
sangat membantu..,.terima kasih banyak informasinya,.,.
makasih artikelNYa,,,, ideNya cukup bagus dan sangat membantu
Thanks
🙂
wah,artikel nie sangat bermanfaat bgt wat qt2 yang lagi butuh bgt informasi tentang job vacancy.
thanks for all
trimakasih atas artikelnya yang memberi banyak bantuan untuk banyak orang
Intinya dalam Interview adalah jawaban mengenai VISI kita kerdepan. dan itu penting sekali dan tinggal menyeleraskan.
Biasanya tes wawancara itu juga ada beberapa macam. Ada wawancara oleh user atau orang yg akan jadi atasannya yg biasanya lebih bersifat teknis, wawancara oleh orang HRD, dan wawancara teknis yg bukan dari user. Urutannya juga tergantung perusahaannya. Ada yg wawancara teknis dulu dengan user dan ada yg disaring dulu dari HRD. Masing2 punya cara interview tersendiri. Orang HRD biasanya wawancaranya lebih prosedural dan biasanya dengan orang HRD ini kita nego gaji. Dan karena prosedural dan biasanya yg interview orang Psikologi, maka tips2 cara berbicara, body language dan semacamnya sepertinya lebih tepat untuk menghadapi orang ini. Sementara untuk menghadapi wawancara teknis kita cukup jadi diri sendiri alias apa yg kita punya ya itu yg kita jual. Kalau istilah saya: Uji kesaktian 🙂
Mungkin mas Guntar bisa menjelaskan juga perbedaan2 ini.
Wah bener2 info yg menarik nihhh… mantapfff !