Kata jejaring, jaringan atau networking terkadang bisa mendatangkan asosiasi yang kurang baik bagi beberapa orang, mengingat kata ini sering dipakai dalam bisnis jaringan (MLM) yang kurang baik (tentu banyak juga yang baik). Nyatanya, hubungan dengan orang lain merupakan kunci besar untuk raih sukses.
Never eat alone adalah sebuah panduan untuk menjalin jejaring dalam cara-cara yang sehat secara sosial dan saling menguntungkan; meskipun buku ini menghindari penggunaan kata networking sebagai judul. Pendekatan yang digunakan buku ini bukanlah dengan cara semisal menjabat tangan semua orang di suatu ruangan, mengumpulkan sebanyak mungkin kartu nama dan mengumpulkan semua itu ke album kartu nama. Alih-alih, pendekatannya lebih manusiawi, dalam artian lebih halus dan tidak manipulatif.
Buku ini dibagi menjadi empat bagian, yang masing-masingnya masih dibagi lagi menjadi beberapa bab pendek.
Bab ini mengantarkan pembaca pada keseluruhan isi buku dengan menekankan prinsip dasar membangun jejaring; Jejaring yang sebenarnya adalah tentang bagaimana agar jadikan orang lain jadi lebih sukses. Semakin Anda membuat orang lain jadi lebih sukses, maka mereka pun akan jadi lebih menganggap penting hubungan Anda dengannya, dan semakin berkualitas hubungan Anda dengan banyak orang, Anda akan jadi insan yang punya nilai, bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi ‘dunia’.
Pembelajaran penting yang bisa didapat dari buku ini adalah anjuran untuk tidak cari impas ketika bangun jejaring. Bila ada seseorang minta bantuan yang Anda bisa penuhi -barangkali dengan mudah- maka lakukan saja dan tak usah Anda mengungkit-ungkitnya. Hubungan bukanlah sesuatu yang sedemikian terbatas sehingga berbentuk tukar menukar pertolongan secara langsung. Jika Anda memang bermaksud untuk menjalin hubungan dengan orang lain, maka Anda harus pula bersedia untuk membantunya jadi pribadi yang lebih sukses. Jika mereka sukses, maka Anda pun akan ikut sukses – sesederhana itu.
Jejaring tak akan ada gunanya tatkala Anda tak punya tujuan, yang mana buku ini terus menerus menyebutnya sebagai “impian yang berbatas waktu.” sang penulis menawarkan tiga langkah untuk penetapan tujuan. Pertama, carilah hasrat Anda: apa sih yang Anda memang benar-benar suka untuk lakukan? Apakah yang kiranya akan Anda nikmati sepanjang hidup Anda? Berikutnya, tuliskan tujuan Anda itu ke atas kertas dan lalu pecah menjadi tujuan-tujuan lebih kecil. Akhirnya, buatlah sebuah “personal board of directors” dengan cara mencari cara untuk bisa bangun koneksi dengan orang-orang di bidang/komunitas tertentu. Bagaimana caranya? Kebanyakan isi buku ini menjelaskan tentang proses-prosesnya.
Gagasan pokok di bab ini adalah bahwa Anda harusnya mulai menjalin koneksi dengan orang lain dan membangun jejaring sebelum Anda punya butuh apa-apa dari mereka. Bila Anda baru memulai jejaring tatkala sudah mau dipecat, maka ya terlambat. Penulis menawarakan beberapa ide terkait bagaimana cara melakukan ini: bergabunglah dengan komunitas yang menarik minat Anda, ambil posisi pimpinan di kelompok hobi yang Anda suka, bergabunglah dengan komunitas mahasiswa, atau cobalah untuk tergabung dalam proyek-proyek yang bersifat sosial sekalipun sehingga Anda bisa bertemu dengan lebih banyak orang. Lalu, dari situ buatlah diri Anda semakin dekat dengan orang-orang yang terkait dengan tujuan Anda.
Banyak orang merasa kesulitan menjadi insan yang bernyali dalam rangka menjalin pertemanan baru: alih-alih, mereka ingin tampak rendah hati dan membangun kesan yang ‘baik’ di awal. Sang penulis di buku ini menyarakan strategi berikut: Bila Anda menginginkan sesuatu, Anda ya harus tegas pada diri sendiri. Memang butuh keberanian, untuk itu maka: carilah role model, belajarlah berbicara (termasuk basa basi), terlibatlah dalam obrolan-obrolan, dan yang penting beranilah mencoba.
Buku ini tampak menganggap orang2 yang sukanya sekedar mengumpulkan kartu nama sebagai networking jerk. Ada enam aturan yang bisa pastikan bahwa Anda tak akan jadi pribadi yang mengesalkan.
ok. thanks atas tips2nya.
btw, aq mau tanya. gimana caranya nulis d web dg topik pelatihan segitu banyak?