Mengintimkan Diri dg Konsumen ala Venus

Venus Marketing in Venus –Hermawan Kertajaya & co- menyebutkan bahwa konsumen telah menjadi makin emosional; termasuk pria tak terkecuali. Disebutkan bahwa konsumen makin menghargai relationship dengan sesuatu –entah merk atau seseorang- yang mbikin mereka berpihak atau berkecenderungan memilih sesuatu yang memiliki kesan yang akrab dengan diri mereka ketimbang yang sama sekali baru, meskipun yang baru itu secara rasional lebih baik.

Lantas tantangannya adalah pada bagaimana membangun relationship itu. Beberapa dimensi berikut menjelaskan caranya:


1. Membangun hubungan atas dasar pemahaman yang mendalam pd konsumen
Jika memang kualitas produk kita susah bersaing, dana pas-pasan, kenapa nggak lakukan pendekatan yang lebih personal dan menjadikan konsumen terbiasa dengan kita? Hal ini dilakukan melalui penginformasian produk secara konstan, menyediakan fitur yang user friendly, sediakan fasilitas yang sesuai dengan konsumen, serta update produk secara berkala.

Manusia adl makhluk kebiasaan. Kalo udah biasa ama merk tertentu, maka ada kecenderungan akan tetep bertahan dengan merk itu, meskipun ada merk lain yang lebih murah. Kuncinya; konsumen tidak selalu mencari produk terbaik atau termurah, karena konsumen (venus;yang emosional) seringkali akan memilih produk yang dirasa paling akrab dengan dirinya.

2. Membangun hubungan atas dasar rasa saling percaya dan dapat diandalkan
Terkait dengan konsistensi dalam menjaga kualitas dalam jangka waktu lama. On time delivery, consistent quality, kayak2 gitu lah. Konsumen (emosional) akan berpikir, buat apa pindah ke merk lain kalo dia udah puas dengan kualitas dan pelayanan dari merk lama? Dia akan menganggap berpindah merk sebagai sebuah risiko.

3. Membangun hubungan atas dasar ekspresi diri konsumen
Konsumen biasanya membentuk konsep diri dengan sesuatu di sekitarnya; cowok yang merasa dirinya keren akan pilih kendaraan yang juga keren; seseorang yang bersemangat petualang akan beli pernak pernik yang bersesuaian. Ini adalah bentuk espresi kecocokan dengan citra diri.

Dari sini, kita bisa bangun relationship dengan cara menimbulkan rasa bangga, rasa melengkapi citra diri dari konsumen kita. Lihat aja bagaimana Harley Davidson atau Ferrari membangun citra diri emotif pada konsumennya.

4. Membangun hubungan atas dasar nostalgia
Kebanyakan dari kita tentu akan menyukai sesuatu yang membuat kita teringat pada masa lalu yang menyenangkan. Sari Ayu, Mustika Ratu, Batik Keris adalah merk2 yang punya hubungan nostalgi dengan konsumennya dengan brand tradisionalnya.

5. Membangun hubungan atas dasar ketergantungan
Dengan cara ini, kita membuat konsumen merasa kerepotan untuk berpindah ke merk lain. Bank biasanya melakukannya dengan menawarkan sistem reward, point atau berbagai macam hadiah. Perusahaan IT biasanya membuat ketergantungan dengan membuat konsumen kesulitan dalam mencari software yang nyambung dengan legacy application.

Begitulah. Tapi sebenernya apakah bener yg cowok juga jadi seperti penghuni Venus?

banner ad

One Response to “Mengintimkan Diri dg Konsumen ala Venus”

  1. molly says:

    saya juga lagi baca buku ini. sebenarnya dah niat baca dari tahun 2005. tapi baru sempat beli 3 bulan yang lalu..
    buku yang inspiratif..

Trackbacks/Pingbacks

  1. Bintang Tauladan ! » Blog Archive » Oalah, Pantesan Mbaknya Down Kayak Gitu - [...] Kalo dulu saya pernah posting ttg Marketing in Venus, maka post kali ini adl tentang para Martians (kaum pria)…

Leave a Reply