Di tulisan sebelumnya kita sudah ulas tentang pentingnya berani berkata “Tidak”. Maka yang berikut ini adalah kiat praktis bagaimana cara menyampaikan penolakan: bagaimana cara berkata “Tidak”.
Sebelumnya: Pastikan dulu sikap mana yang Anda hendak kukuh memegangnya. Jika Anda belum merasa pasti, maka tak mengapa katakan bahwa Anda butuh waktu dan segera akan kembali begitu sudah punya sikap. Mintalah dulu klarifikasi bila Anda tak benar-benar mengerti apa yang diminta dari Anda.
Dan ketika sudah menampakkan sikap:
Pandanglah mata atau wajah lawan bicara Anda. Tunjukkan bahwa Anda bersungguh-sungguh.
Buatlah nada bicara Anda bernada pernyataan, bukan berbentuk kalimat tanya yang mana akhir kalimatnya miliki nada yang meninggi. Jangan membuka ruang yang lebar untuk negosiasi.
Hindari mengajukan pertanyaan yang mengesankan Anda tertarik misal “Emang harus sore nanti selesainya?”. Kecuali jika Anda memang benar-benar ingin membantu dengan syarat/kondisi tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Jangan berbelit-belit. Bicaralah singkat dan padat. Jika dirasa perlu berikan alasan legitimate atas penolakan Anda, maka beri penjelasan, tapi tak perlu berpanjang-panjang.
Benar-benar gunakan kata “TIDAK”, “NGGAK” atau semacamnya ketika Anda memang bermaksud menolak sesuatu. Jangan gunkan kata “Kira-kira”, ” Kalau boleh sih…” atau “Mmmm, saya kira tidak deh.”.
Pastikan pesan non verbal Anda mencerminkan pesan verbal. Tatkala berkata tidak, gelengkan kepala. Karena ada juga orang yang tak sadar terus menganggukkan kepala manakala sebenarnya mereka tidak sedang bersepakat. Wajah Anda juga harus mencerminkan apa2 yang Anda rasakan/katakan. Bila memang hendak tegas, jangan tersenyum. Senyuman malah akan mengaburkan keseriusan sikap Anda. Secara umum, jika Anda ragu, maka batasilah gerakan non verbal Anda.
Ketika seseorang mendatangi ketika Anda sedang duduk, maka berdirilah. Itu akan membuat Anda terkesan sedang memegang kendali. Posisikan diri Anda dalam tinggi pandang mata yang sama untuk menciptakan daya untung psikologis.
Perhatikan juga ruang pribadi utamanya lawan bicara. Kaidah umumnya, jaga jarak sehingga sepanjang lengan, untuk yang terdekat. Jangan terlalu dekat karena itu akan membuat lawan bicara Anda merasa risih.
Bila dirasa perlu, untuk menegaskan bahwa Anda sudah tetapkan sikap untuk sekarang hingga nanti, Gunakan kalimat “Saya tidak akan” atau “Saya telah putuskan” alih-alih gunakan katakan “Saya nggak mau” atau “Saya lagi nggak bisa”
Bisa jadi Anda sampai perlu menolak hingga beberapa kali sebelum akhirnya suara Anda benar-benar didengar. Tidaklah perlu untuk mencari-cari alasan atau penjelasan baru untuk setiap kalinya. Cukup ulangi TIDAKnya Anda dan alasan awal Anda untuk menolak.
Adalah perlu bagi Anda untuk menghargai perasaan orang lain terkait penolakan Anda. “Saya tahu ini bakal mengecewakan bagi Anda, namun saya tidak bisa. Saya tidak ingin mengecewakan Anda nantinya, sementara Anda sudah mendengar penjelasan dari saya.”
Ada kalanya Anda perlu coba untuk tidak perlu katakan “Mohon maaf” atas penolakan Anda. Penggunaan “Mohon maaf” terkadang bisa mengacaukan ketegasan Anda dengan mengesankan bahwa Anda adalah pihak yang bersalah. Ini bisa membuat pihak lain serasa berhak menuntut Anda karena “kesalahan” Anda itu. Maka coba dipikir lagi, ketika Anda berkata “Tidak”, apakah betul Anda sedang melakukan kesalahan sampai-sampai harus minta maaf? Tak perlu merasa bersalah – Anda tidak harus terbebani untuk memecahkan masalah orang lain atau membuat mereka bahagia.
Bila Anda tidak bersepakat pada permohonan awal dari seseorang, namun masih tetap ingin membantunya, maka lakukan kompromi: “Saya tak bisa menemanimu anakmu seharian, tapi kalau dua jam saja bisa.”
Leave a Reply