Dalam menjalani aktivitas yang tidak menyenangkan, jangan sela dengan break atau jeda. Secara umum itu malah tidak menyamankan. Begitulah apa kata penelitian.
Ini terkait dengan kemampuan manusia dalam beradaptasi.
Dalam riset yang dilakukan oleh Leif Nelson dan Tom Meyvis, satu kelompok subyek penelitian diminta mendengarkan suara bising vacuum cleaner selama 40 detik. Sementara kelompok yang lain diminta mendengarkan suara yang sama selama 40 detik, lalu disela dengan kediaman selama lima detik, dan diakhiri dengan suara bising lagi selama lima detik.
Hasilnya: kelompok kedua merasa lebih tak nyaman.
Percobaan lain juga dikenakan melalui aktivitas pijat. Inti percobaannya: mereka yang dipijat dalam rentang-rentang pendek dengan sela break merasa lebih menikmati daripada yang dipijat secara terus menerus tanpa break sama sekali. Tidak hanya itu, mereka bahkan sampai mau membayar dua kali lebih mahal untuk model pijatan yang diselingi jeda.
Simpulan dari penelitian tersebut: Anda mungkin menganggap bahwa mengambil (banyak) jeda tatkala menjalani aktivitas yang membosankan atau mengesalkan akan berdampak baik bagi Anda. Salah! Mengambil waktu break malah akan mengurangi kemampuan Anda dalam beradaptasi sehingga membuat pengalaman itu tampak lebih tidak mengenakkan saat Anda kembali lagi padanya.
Implikasinya bagi produktivitas? Tatkala mengerjakan tugas kantor atau kerjaan rumah yang tidak mengenakkan, jangan selingi dengan banyak jeda. Terus saja tenggelamkan diri Anda di sana hingga kerjaan itu rampung.
Lain hal: Anda sudah sadari kan, betapa yang namanya makanan enak itu betul-betul sangat terasa hanya di saat-saat awalnya saja. Pada sendokan ke-20, rasanya sudah jadi biasa. Mengapa? Karena Anda beradaptasi. Itulah kenapa lebih nikmat makan hidangan enak sambil diselingi oleh hidangan lain yang rasanya berbeda. Memperbanyak sensasi “pengalaman pertama”; itu akan lebih menyenangkan secara keseluruhan.
Maka ketika Anda sedang jalani aktivitas hobi dan pekerjaan yang Anda sangat suka jalani, coba sempatkan juga untuk beri jeda. Jangan biarkan diri Anda terus tenggelam di sana. Jika Anda kerja di rumah, jangan marah-marah manakala istri atau anak Anda menginterupsi (secara wajar). Dari jeda yang Anda lakukan, Anda akan tanamkan rasa menyenangkan ketika jeda berlangsung dan sensasi antusias-semangat ketika akan kembali ke aktivitas Anda itu. Dan itu bagus; membuat Anda lebih berbahagia dan bersyukur atas pekerjaan Anda.
Terakhir, buat Anda yg misal sukanya ngegame; sama juga, perbanyaklah jeda. Saat Anda tenggelam dalam game, Anda tak kepikir untuk merasakan sensasi bahagia. Mengapa? Karena Anda sedang sangat sibuknya berkonsentrasi dengan game yang Anda mainkan. Oleh karenanya, cobalah perbanyak jeda. Itu akan membuat pengalaman gaming Anda jadi lebih menyenangkan.
Dulu saya bekerja di sebuah kontraktor selama 4 berada di perkebunan kelapa sawit. Hari-hari kerja pada akhirnya saya rasakan begitu membosankan karena rutinitas yang itu-itu saja. Sungguh terasa tidak mengenakkan, sampai akhirnya saya memutuskan untuk berhenti. Saat ini saya bekerja di program pemberdayaan masyarakat dimana jenis rutinitas kerjanya variatif sekali. Kadang jadi pelatih, kadang jadi narasumber, kadang jadi pengawas di kegiatan masyarakat. Sehingga hari-hari kerja saat ini tidak lagi membosankan. Intinya menurut saya adalah bagaimana cara kita membuat sebuah pekerjaan yang sifatnya itu-itu saja menjadi lebih variatif dan penuh tantangan, sehingga kita pun akan jauh dari perasaan bosan. Tipsnya bagus sekali pak, terimakasih sudah berbagi.