Nggak Enaknya Jadi Orang yg Dibenci

Dalam perjalanan “karier” saya di dunia kemahasiswaan dulu, saya mulai merasakan betapa relasi dan hubungan baik membawa pengaruh signifkan bagi pencapaian keberhasilan. Dalam kehidupan bisnis nyata sekarang pun, saya tetap merasakan betapa pentingnya hubungan baik dengan orang yang tepat. Apalagi dari pengalaman bubarnya perusahaan saya kemaren :-p

Kita sebenarnya bisa lho melacak kesuksesan orang2 dari relasi dan hubungan baik yang mereka jalin (tapi lha kok yang tiba2 terbersit adl hub.baik pak Harto & Liem Sio Long di kala masih ‘melarat’ dulu :-p). Saya meyakini bahwa rekan2 & relasi membantu kita mendefinisikan siapa kita dan kita bisa menjadi apa.

Terkait dengan hal ini, saya pikir amatlah penting untuk menjadikan diri kita disukai oleh banyak orang (yang tepat). Bila semisal A & B memiliki kompetensi yang sama, maka tentu orang yang dikenal & disenangilah yang lebih unggul, bukan? Dalam bisnis, ini bukan masuk perkara nepotisme, melainkan lebih pada kepercayaan.

Dan kemudian, menjadi orang yang ndak disenangi itu susah, perkaranya gini; Kalo orang ndak senang ama kita, mereka bisa aja akan berusaha melukai kita. Dan kalo pun mereka ndak bisa melukai kita, mereka akan enggan menolong kita. Jikapun mereka terpaksa menolong kita, mereka ndak akan mengharap kita sukses. Wis…repot poko’e lah.

Dan yang penting kemudian, menjadi orang yang ndak disukai akan memperkecil peluang kontribusi baik kita. Kan ya repot.

Dan salah satu cara untuk meningkatkan atau memperbaiki reputasi adalah dengan menggunakan media sosialisasi. Kita sudah kenal dengan Friendster, maka mari kita coba kenali apa-apa yang bisa kita lakukan dengan LinkedIn.

banner ad

2 Responses to “Nggak Enaknya Jadi Orang yg Dibenci”

  1. haikal00 says:

    Assalamu’alaikum..

    mas guntar, numpang coret2 ya.. 😀

    bicara tentang relasi, ga lepas dari pergaulan.. btw bbrp bulan yg lalu (waktu memang berjalan sangat cepat bagi saya, terutama klo sering lembur :P) saya menemukan buku yg (menurut saya sangat) bagus membahas ttg pergaulan. judulnya “Gaul: Meraih Lebih Banyak Kesempatan” ditulis oleh Eileen Rachman, Petrina Omar. Harga resmi 55rb perak.

    http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=EGeO0550&kat=3

    spesial, karena ditulis oleh pakar HRD dari EXPERD. layoutnya juga menarik dengan kertas lux berwarna.
    penting, karena bisa mendongkrak karir anda (katanya sih begitu..). apalagi buat tipe introvert kaya’ saya ini, senengnya di ‘background’ aja.

    saya sendiri ga punya bukunya, sempat punya sih, tapi sudah saya hibahkan ke seseorang.

    duh, kok jadi promosi gini ya..???
    sekarang ke isinya nih..

    beberapa poin yg (masih teringat, dan) sangat berkesan dari buku ini adalah:
    – bahwa luasnya pergaulan tidak mutlak diukur dari jumlah teman yg mengerubutin anda ketika anda berada di sekitar mereka. tetapi yg lebih esensial adalah berapa jumlah teman yg memiliki hubungan baik dengan anda, ada take and give, dan rasa saling menghargai di sana. jadi, orang yg pergaulannya luas tidak harus “rame”/cari perhatian ditengah teman2.. yg lebih penting adalah kita terbuka untuk mengadakan hubungan baik dengan orang lain.

    – sangat logis… jika anda ingin diingat orang lain, maka buatlah diri anda bermanfaat bagi mereka. harus ada alasan yg jelas mengapa nomor hp anda perlu disimpan di hp teman anda, misalnya dari kompetensi yg anda miliki sesuai profesi anda, atau karena wawasan anda yg luas, atau karena kesesuaian hobi.. (yg lainnya lupa .. 😛 )

    – ingin menguji network yg anda miliki sekarang? coba hitung kira2 berapa orang teman anda yg mengenal anda di luar konteks anda dengannya. atau uji berapa orang yg langsung mengenal suara anda ditelepon sebelum anda memperkenalkan diri.(sebenarnya ada bbrp lagi, tapi ya itu.. lupa mas :P)

    wassalamu’alaikum..

  2. Guntar says:

    Resume & post yg bagus sekali, Haikal. Makasih :-).

    Perihal penting dari relasi memang bukanlah sekedar menjadikan diri kita diingat, tapi atas perihal apa kita diingat. Sepertinya saya ndak akan ngajak temen utk bisnis ktk yg saya ingat ttg dia hny krn dia lucu & talkative. Saya perlu liat kompetensi dan value yg bisa dia berikan. Jadi dalam bangun relasi, bukan skdr kenal dan guyonan, tapi lebih krn reputasi atas dasar kompetensi atau mentalitas.

    Dan kemudian, ndak cukup menjadikan diri kita banyak kenal orang, tapi yg tak kalah penting adl menjadikan banyak orang mengenal kita; diri, kompetensi dan akhlak kita. Dari sinilah peluang bisnis bisa dateng. Saya sendiri pernah kok tiba2 ditawari jadi manajer HRD oleh orang yg “tidak saya kenal”. Word of mouth gimana2 emg ampuh. Itulah kenapa kita kudu konsisten bawakan diri secara benar dan prestatif.

Trackbacks/Pingbacks

  1. Bintang Tauladan ! » Blog Archive » Membuat Diri Dihargai Mahal - [...] Menjadi orang yang dibenci memang kudu dihindari. Kita butuh sesuatu dalam diri kita yang menjadikan orang memberi harga mahal.…
  2. Gemilang di Minggu Pertama Kerja « Bintang Tauladan ! - [...] Selanjutnya yang penting adalah membangun reputasi dan pertemanan, minimal biar gak dinilai buruk deh. Jangan nggosip atau terlibat dalam…

Leave a Reply