Menginvestasikan 10.000 Jam itu Wajib untuk Bangun Kepakaran!

Hampir selama satu generasi lamanya, para psikolog di dunia terlibat dalam perdebatan yang hangat atas sebuah pertanyaan yang bisa diselesaikan bertahun2 yang lalu oleh orang awam seperti kita. Pertanyaannya adalah: Apakah memang ada yang disebut sebagai bakat bawaan? Jawaban yang pasti adalah Iya. Tapi kemudian itu belum cukup. Kesuksesan adalah bakat ditambah latihan. Para psikolog menemukan bahwa di antara para berbakat, peran latihan menjadi amat berpengaruh.

Pemikiran bahwa keberhasilan dalam melakukan sebuah tugas yang kompleks mensyaratkan adanya jumlah minimum latihan mengemuka berulang kali dalam penelitian tentang cara memperoleh keahlian dalam sebuah bidang. Dan para peneliti telah mendapatkan sesuatu yang mereka yakini menjadi angka ajaib agar seseorang menjadi ahli: sepuluh ribu jam!


Di awal 1990 psikolog K. Anders Ericsson melakukan penelitian di sekolah musik elit di Berlin. Para pemain dibagi menjadi tiga kelompok: yang pertama berisi para pemain bintang, kedua para pemain dengan nilai “memuaskan”, sedang yang ketiga adalah yang kemungkinan besar tak akan pernah bermain secara profesional. Dari ketiga kelompok itu, semua berlatih sama banyaknya di tahun2 pertama mereka, yakni sekitar dua sampai tiga jam setiap minggunya. Tapi saat berusia delapan tahun, perbedaan yang nyata mulai terlihat. Mereka yang jadi terbaik di kelas berlatih lebih sering ketimbang teman2nya: enam jam seminggu pada usia sembilan, delapan jam seminggu di usia dua belas, enam belas jam seminggu pada usia 14, dan terus meningkat hingga di usia 20 – selama 40 jam setiap minggunya. Bila dihitung, kelompok pertama telah menghabiskan 10 ribu jam latihan di saat usia usia 20 tahun. Sementara kelompok yang biasa sekitar 8 ribu, dan mereka kelompok ketiga yang Cuma bisa jadi guru musik hanya berlatih 4 ribu jam saja. Temuan yang sama juga terjadi pada para pemain piano profesional, pemain basket, penulis novel, pemain ski es, pemain catur, hingga penjahat kelas kakap sekalipun.

Hal ini bahkan terjadi pada orang2 yang kita nilai sebagai orang ajaib; sebut saja Mozart yang dikenal menulis musik pada usia enam tahun. Tapi karya dia di masa kecilnya sekedar merupakan aransemen ulang dari karya komponis lainnya. Karya paling awal dan terbesarnya baru diciptakan ketika dia berusia 21 tahun; di mana di saat itu Mozart sudah menciptakan berbagai concerto selama sepuluh tahun lamanya. Dan sepuluh tahun kira-kira sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk berlatih selama sepuluh ribu jam.

Sepertinya otak kita membutuhkan waktu sepanjang itu untuk menyerap semua yang dibutuhkan untuk menjadi ahli di bidangnya. Dan kaidah 10 ribu jam ini adalah kaidah umum yang ternayta berlaku ke setiap super performer dunia. Kita ambil saja The Beatles dan Bill Gates sebagai contoh.

Hal menarik tentang The Beatles adalah bahwa personel The Beatles telah bermain bersama sejak tujuh tahun sebelum mereka tiba di Amerika. Dan jarak waktu antara pendirian band ini dengan keberhasilan artistiknya yang paling hebat adalah sepuluh tahun. Sesi latihan paling intensif yang pernah The Beatles jalani adalah ketika di Hamburg, di mana mereka mendapatkan kesempatan untuk bermain selama delapan jam lamanya setiap hari. Total waktu yang mereka habiskan untuk bermain di sana adalah 270 malam dalam waktu satu setengah tahun. Pada saat mereka meraih sukses di 1964 diperkirakan mereka telah naik panggung sebanyak 1200 kali. Kawah candradimuka Hamburg telah menjadi pembeda antara The Beatles dari band lainnya.
The beatles kepakaran

Lantas bagaimana dengan Bill Gates? Banyak orang menggunakan dia sebagai dalih untuk tidak berkuliah dan langsung saja berbisnis. Mereka2 yang seperti itu tampaknya belum mengetahui cerita Bill Gates yang sebenarnya.

Dari otak atiknya terhadap ASR-33 Teletype, komputer di sekolahnya saat itu, Bill Gates sudah mampu membuat sebuah program saat dia masih kelas delapan. Dia sangat terobsesi dengan komputer sampai2 di tahun 1971, dalam waktu tujuh bulan, dia telah menghabiskan waktu selama 1.575 jam bermain dengan komputer mainframe. Itu artinya rata-rata delapan jam sehari, tujuh hari setiap minggunya. Pada saat Gates keluar dari Harvard setelah tahun keduanya untuk mendirikan perusahaan perangkat lunaknya sendiri, dia telah berlatih membuat program secara nonstop selama tujuh tahun lamanya. Dia sudah jauh melewati batas berlatih selama sepuluh ribu jam lamanya.
Bill Gates

Maka jika Anda ingin menjadi pakar ya kudu siap mengalokasikan 10.000 jam untuk melatih kompetensi apapun itu yang Anda inginkan. Memang butuh keuletan, maka pastikan Anda tahu cerita di balik peningkatan kompetensi. Yang jelas, sukses itu tidaklah datang secara instan, melainkan butuh keuletan dan kesediaan membayar harga.

Hi Roy :mrgreen:

banner ad

9 Responses to “Menginvestasikan 10.000 Jam itu Wajib untuk Bangun Kepakaran!”

  1. Hmmm bener banget pak… Memang, bakat saja tidak cukuk. Butuh latihan dan ketekunan agar bisa sukses. Postingan yang mantap, bisa menjadi pelajaran baru bagi saya ini pak..

    Dan berharap setelah membaca postingan demi postingan dari bapak saya bisa mengeksplore kemampuan yang ada dalam diri saya dan menekuninya selama 10.000 jam.. Terimakasih pak.

    Frenavit Putras last blog post..Lomba Fotografi, Slogan & Maskot Jembatan Suramadu

  2. mantan kyai says:

    tetapi yang dimaksud kepakaran (terutama di indonesia) selalu harus didukung dengan perangkat bernama ijazah atau legitimasi formal yang seringkali menjadi harga mati sekaligus jalan buntu bagi potensi-potensi luar biasa yang kurang beruntung dengan karir akademis-nya… gimana dong pak 😀

    mantan kyais last blog post..Selamat Pagi Bapak

  3. dari pengalaman dan pengamatan, legitimasi formal memang diperlukan manakala kita berada dalam posisi mengawali. Namun ketika kepakaran sudah dimiliki,maka yg penting adalah bukti tangible kepakaran tersebut, branding yang kuat, word fo mouth dan exposure media 🙂

  4. Fikri Rasyid says:

    Waw, menarik sekali. Blog Pak GUntar ini salah satu blog pengembangan diri termenarik yang pernah saya temui. Artikelnya keren2 🙂

    Mungkin Pak Guntar bisa lakukan research juga? Kalau dalam ranah blog, kira2 blog yang sukses harus membuat berapa postingan dulu y? 😛

    • @Hendry: Betuls! untuk kemahiran butuh waktu, dan utk itu kita memang harus perhatikan talenta. Sepakats! 🙂
      @Fikri: Thank you for the appreciation 🙂 Semoga blog ini kian bawa manfaat bagi pembacanya. Untuk blog yg bener2 baru, sebaiknya harus ada 5 – 10 tulisan yg jd pilar. Klo ingin sukses (ramai kontribusi), maka -standar saya- minimal kudu 500 tulisan 😎

  5. Hendry says:

    Hal yang sama dikemukakan oleh Michael Masterson (Early to Rise) dan Malcolm Gladwell dalam bukunya The Outliers.

    Saya setuju sekali. Di jaman sekarang banyak yang baru mulai sesuatu beberapa waktu saja sudah klaim sebagai ahli.

    Dari nol ke 80 persen mungkin tidak membutuhkan waktu lama, tapi untuk mengasah kemahiran butuh banyak waktu, dan hanya orang tertentu yang terlahir dengan talenta yang akan menjadi maestro / master.

    Hendrys last blog post..5 Tips Memakai Media Sosial dan Menghindari Kejenuhan

  6. azzaam says:

    Saya tak bisa berkata apa-apa..
    Mereka yang kaya sudah serius menghabiskan waktu puluhan ribu jam untuk pekerjaan dan kecerdasan mereka..
    Sungguh, motivasi yang menarik..
    Oh ya, saya sering mendengar Purdhie E Chandra berkata, “menjadi seorang pengusaha itu harus males”.
    Bagaimana dengan pemahaman seperti itu, apakah menyesatkan?
    .-= azzaam´s last blog ..Rangking situs top di Indonesia – All Sites =-.

  7. Investasi 10000 jam bangun kepakaran.. Huh, really? 🙂

Trackbacks/Pingbacks

  1. Video Inspiratif tentang Jatuh Bangunnya Orang2 sukses | Manajemen Produktivitas & Pengembangan Diri - [...] corporate world, first get an education. Bill Gates dan Microsoftnya. Tapi jangan salah, dia sudah menghabiskan lebih dari 10.000…

Leave a Reply to Fikri Rasyid Cancel reply