Pada posting tentang belajar manajemen karir ala manga, telah saya sampaikan bahwa Anda sebenarnya tidak akan mampu membuat peta hidup diri secara sempurna hingga jauh ke depan di saat Anda berusia 21 – atau 31 atau 41 atau bahkan 51. Anda mungkin berpikir bahwa X akan membawa ada ke Y, dan Y akan membawa Anda pada Z… Tapi nyatanya yg terjadi bukan seperti itu. Hidup ini bukanlah persoalan aljabar matematika. Riilnya, X bisa jadi akan membawa Anda ke W, dan W mungkin akan membawa Anda ke warna biru, warna biru bisa jadi akan membawa Anda ke ayam goreng sambel.
Silahkan Anda baca lagi tentang pertimbangan instrumental dan fundamental dalam hal pemilihan karir dalam tulisan tersebut. Dalam hal ini, maka kita perlu mengutamakan pertimbangan fundamental, yakni passion.
Jika Anda berniat untuk membangun profesi, atau mungkin berpindah profesi, maka perhatikanlah Passion Anda. Dan tak perlu merasa bersalah. Karena sadarilah…
Passion is a compass, not a map.
Memang, Anda bisa memiliki satu pekerjaan dan kemudian membangun karir di bidang yang lain. Misal saja, Anda berprofesi sebagai Pharmacyst, namun Anda ingin berkarir sebagai pengusaha (ya, menjadi pengusaha adalah karir) media di bidang farmasi juga. Maka itu bagus. Semisal profesi Anda adalah akuntan di perusahaan lalu ingin berkarir sebagai konsultan keuangan, maka itu juga bagus. Semisal pekerjaan Anda adalah seorang network administrator di suatu perusahaan, lalu Anda ingin membangun karir di bidang konsultan IT, maka sama, itu juga bagus. Untuk semua itu, okupasinya juga masih sama; masih satu rumpun.
Tapi jangan kemudian merasa berdosa ketika okupasinya terkesan berbeda. Pendidikannya teknik mesin lalu ingin membangun karir di bidang marketing; profesinya dokter gigi lalu ingin berkarir di bidang entertainment sebagai penyanyi; pekerjaannya berjualan pakaian lalu ingin berkarir sebagai public speaker dan trainer. Terkesan ndak nyambung, tapi marilah kita lihat: Apa sih CORE atau esensi dari pekerjaan yang kita begitu nikmati dalam menjalaninya itu?
(dengan anggapan Anda memang menikmatinya lho. Jika sejak awal Anda memang tidak menikmati pekerjaan lama Anda dalam semua aspeknya, maka ya malah sangat tidak mengapa Anda segera hengkang darinya)
Mari kita tilik pekerjaan kita lebih dari sekedar label dan nama peran; bukan sebagai dokter, pengacara, programmer. Bila Anda bekerja di sebuah perusahaan besar, maka tiliklah bagaimana kontribusi kerja Anda terhadap tujuan yang lebih besar di perusahaan. Apa sih yang Anda kontribusikan dari profesi atau pekerjaan Anda? Perbedaan atau dampak semacam apa yang Anda berikan pada kehidupan orang lain? Apakah ternyata tidak lebih dari sekedar aktivitas untuk mencari uang? Mestinya tidak, bukan?
Nah, setelah Anda mendapatkan jawabannya, maka sekarang tanyakan, apakah itu benar-benar yang Anda inginkan? Apakah Anda memang seperti itu? Apakah itu memang karir yang merupakan pengejawantahan terbaik dari diri Anda?
Jika saja semisal tujuan paling mendasar yang Anda miliki adalah untuk membuat investor jadi kaya raya… Dan tak ada lagi yang lebih mulai daripadanya… Maka apakah itu merupakan releksi yang akurat dari kontribusi terbaik Anda? Apakah Anda memang seperti itu?
Bila Anda memang memiliki sebuah karir yang telah secara akurat menggambarkan diri Anda, maka itu bagus. Tapi bila tidak, maka sadarilah bahwa Anda bebas untuk mengubahnya. Bila memang pekerjaan Anda tidaklah mencerminkan nilai-nilai yang paling memuaskan batin Anda, maka Anda perlu membuat pilihan. Anda pantas kok menjalani karir yang memang sesuai dengan diri Anda. Dan Anda pantas untuk menjalani pekerjaan yang benar2 menyenangkan batin Anda.
Jika tidak, Anda akan terus terjebak pada definisi karir yang sempit: kerja, uang, promosi, atasan, rekan kerja dan seterusnya. Jika memang itu pilihan Anda, maka ya tak ada yang bisa memaksa Anda. Namun sebenarnya Anda bisa memilih mengadopsi definisi karir yang di sana terdapat istilah seperti panggilan jiwa, kontribusi, memberi makna, keberlimpahan rasa, kebahagiaan, kepuasan batin dan semacamnya. Sehingga di sini sejak awal Anda perlu bertanya, “Kontribusi semacam apa sih yang ingin Anda ukir dalam hidup Anda?” Begitu sudah kegambar, maka Anda jabarkan itu sampai pada tingkatan jenis aktivitas dan kerja yang secara riil bisa Anda jalani. Anda juga bisa menelusuri bakat dan hasrat terdalam Anda untuk membantu membuat rumusan. Toh, yang namanya karir itu sebenarnya ditemukan, bukanlah diciptakan.
Bagi banyak orang, khususnya laki-laki dan siapapun dia yang menanggung nafkah keluarga, pilihan untuk berkarir yang sebenar-benarnya karir memang tak mudah, setidaknya secara emosi. Secara logis, pilihannya terkesan cuma ada dua: tetap bertahan di pekerjaan sekarang, yang darinya semua tagihan bisa terbayar dan bisa hidup layak, atau melompat ke suatu karir yang paling cocok dengan diri, tapi di sana masih belum bisa terlihat jelas uangnya seperti apa.
Tapi apakah pilihannya harus dibikin cuma dua itu saja? Bahwa pilihannya adalah uang di satu sisi, dan kebahagiaan di sisi yang lain. Asumsi semacam itulah yang membuat seseorang menjadi lumpuh dalam bertindak. Padahal kita bisa membuat pilihan ketiga di mana di sana ada uang dan juga kebahagiaan hati. Anda hanya akan menyabotase diri manakala saat ini belum mempunyai sebuah karir yang membuat hati bahagia dan batin terpuaskan karena Anda tahu bahwa Anda sedang menjalani nilai yang mencerminkan diri Anda dan sedang mengkontribusikan sesuatu hal yang bermakna. Menyabotase dalam artian sejauh mana Anda melaju nanti tidak akan bisa optimal, karena hati Anda tidak sepenuhnya berada di sana, karena Anda merasa ada yang tidak klop di hati Anda. Dan ketika Anda menyadari bahwa jalan Anda memang kurang tepat, maka segala yang Anda lakukan selama bekerja akan kerap menemui gundukan gundah. Anda bekerja, tapi tidak pernah merasa bahwa Anda benar-benar menuju ke potensi maksimal dari diri Anda. Anda selalu punya masalah dengan motivasi dan juga kerap lakukan penundaan yang itu semua tak akan bisa teratasi entah dengan strategi manajemen semacam apapun Anda mencobanya. Pekerjaan Anda tidak akan bisa serasa seperti karir yang benar-benar memuaskan batin. Karir Anda tak bisa tumbuh karena Anda menanamnya di lahan dan tanah yang buruk.
Namun manakala Anda membangun karir Anda mulai dari aspirasi dan passion terdalam Anda, sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bentuk kontribusi Anda merupakan ekspresi terbaik dari diri Anda, maka uang pun akan juga datang, seolah-olah dengan sendirinya. Anda akan menikmati sekali apa-apa yang Anda lakukan, dan Anda akan dapati pekerjaan Anda sebegitu memuaskan batin Anda. Jika sudah demikian, mencari uang tidaklah sangat-sangat susah. Pasti deh akan ketemu jalan untuk mendapatkannya. Mendapatkan uang tidaklah harus bertentangan dengan panggilan terdalam diri Anda. Sehingga semakin banyak uang yang Anda dapatkan menandakan semakin Anda memenuhi panggilan jiwa Anda.
Dengan demikian, Anda sudah tidak lagi nanggung-nanggung dalam mencelupkan diri. Anda akan benar-benar membawa karir Anda maju sejauh mungkin dan naik setinggi mungkin karena Anda tahu bahwa karir itu sungguh merupakan ekspresi dari diri Anda sepenuhnya. Dan ini pada gilirannya akan membuat Anda lebih peka pada segala peluang yang hadir di sekitar Anda.
Memang butuh keberanian untuk ini; keberanian yang didasarkan pada pertimbangan logis alih-alih emosional.
Apapun, hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan melakukan kerja yang hanya dilakukan untuk uang semata atau untuk tujuan2 yang tidak menginspirasi Anda. Selain diri Anda sendiri, tidak ada yang bisa memaksa Anda untuk berubah dan mengambil keputusan yang berbeda. Jangan bersembunyi di balik kebutuhan keluarga. Jika keluarga Anda memang peduli pada Anda, maka mereka pun pasti akan menghormati pilihan Anda. Dan jika Anda menyayangi mereka, tidakkah peran terbesar Anda adalah untuk berperan sebagai seorang teladan bagi mereka tentang bagaimana cara menjalani hidup dengan bahagia?
Mas tulisannya BAGUS banget, Terima Kasih semoga Allah melindungi dan senantiasa memberi sehat agar mas terus dapat menulis