Berpindah Karir? Mengapa Tidak?

Atur Kendalikan Karir Anda

Sebelum membaca tulisan ini, sebaiknya Anda cermati dulu beda antara karir, pekerjaan dan profesi.

Nah, sekarang issuenya, manakala sudah kadung terjun sekian lama di profesi atau pekerjaan tertentu, apakah merupakan hal yang bijak jika harus berpindah ke karir yang mensyaratkan adanya profesi tertentu?

Mengapa tidak?

Jangan2 pilihan yang Anda ambil dulu memang kurang tepat atau kurang relevan lagi dengan kondisi sekarang. Bisa jadi dulu Anda belum mendapatkan informasi yang cukup untuk menentukan pilihan karir. Silahkan direnungkan: Jika sekarang Anda diberi kesempatan untuk memulai lagi dari awal, apakah Anda akan tetap menjalani serangkaian pekerjaan seperti yang Anda lakukan hingga saat ini? Apakah Anda memang ingin mencapai kebesaran Anda dengan pekerjaan atau profesi tepat seperti sekarang ini?

Jika jawaban Anda adalah tidak, maka apa yang Anda punya sekarang sebenarnya masih sekedar pekerjaan atau profesi, dan bukanlah sebuah karir. Karir Anda berarti ada di luaran sana.

Saya sendiri mengalami proses ini. Sebagai alumni institut dengan bidang keilmuan profesi Informatika, saya pernah berprofesi sebagai system analyst dan membangun kepakaran saya di sana. Itu sempat menjadi karir saya, dalam artian saya telah menyengaja secara profesional membangun kompetensi dan menaiki tangga pencapaian peran dan jabatan. Meskipun saya merasa diri ini berkembang di sana, tapi kemudian ada panggilan jiwa yang membuat saya ingin melakukan hal yang berbeda. Dan kemudian Tuhan juga mempertemukan saya dengan orang-orang tertentu dan membuat saya mengalami kejadian-kejadian spesifik yang mengarahkan saya pada bidang selain IT. Sehingga kemudian, sampai saat ini karir yang saya jalani adalah sebagai pengajar, public speaker, trainer dan penulis. Bisnis saya saat ini pun berada di kisaran itu semua. Saya juga masih mengelola bisnis IT dengan banyak urusan yang didelegasikan. Tentang kerja sebagai system analyst, saya pun masih menikmatinya, dan juga pernah melakukan kerja-kerja sambilan dalam peran tersebut. Tapi saya tidak lagi memperlakukannya sebagai sebuah karir.

Menjadi system analyst adalah impian saya sewaktu kuliah, tapi kemudian seiring dengan kematangan kepribadian, perjumpaan pada pengalaman baru dan refleksi saya atas pengalaman masa lalu, saya jadi lebih mengerti apa sih yang sebenarnya jadi penggerak terdalam saya, apa sih yang sebenarnya merupakan PASSION saya.

Apakah Anda juga mengalaminya?Bahwa apa-apa yang 5 atau bahkan 10 tahun lalu mampu memotivasi Anda, jangan2 sekarang sudah tidak lagi mampu. Jangan2 Anda lebih terinspirasi oleh perihal yang lain. Jangan2 Anda lebih menemukan diri Anda di ranah yang bukan di tempat sekarang Anda berada.

tak kerasan dengan kerjaan
Jika Anda merasa tidak bersemangat atau bahkan malu untuk membicarakan pekerjaan Anda kepada orang lain, maka itu adalah pertanda.

Memang, rasanya eman atau sayang manakala harus meninggalkan kompetensi yang sudah kadung dibangun sejak lama. Tapi betulkah semua pengalaman masa lalu kita tak terpakai dan terbuang percuma? Sekian ratus jam yang sudah kita habiskan untuk membangun kompetensi… apa semua itu percuma saja?

Tentu saja tidak.

Marilah kita coba melihat pekerjaan kita lebih dari sekedar nama profesi atau pekerjaan. Marilah kita temukan benang merah atau pola dasar atau CORE dari pekerjaan dan karir masa lalu kita. Dan saya harap Anda telah bersepakat; bahwa adalah PASSION -hasrat yang datang dari panggilan jiwa- yang -harusnya- menjadi benang merah dari karir kita. Itu semua akan ditunjukkan dalam bentuk aktivitas spesifik dari apa-apa yang sudah pernah kita jalani.

Baiklah, saya tidak ingin terjebak pada kata-kata muluk. Saya jelaskan saja berdasarkan pengalaman pribadi.

Dari profesi saya sebagai system analyst, pastinya di sana ada aktivitas spesifik yang sedemikian saya nikmati sehingga saya dulu betah banget dalam menjalaninya. Setelah dicari-cari, maka ketemulah sebagai berikut:

  1. Mewawancara client, melakukan percakapan produktif untuk membedah masalah2nya dan mengidentifikasi kebutuhan2nya.
  2. Melakukan assessment langsung terhadap suatu sistem, mengukur performanya, menandai di mana titik2 lemahnya
  3. Bekerja di belakang komputer untuk mengurai data, menemukan pola, dan menemukan akar permasalahan sebenarnya ada di mana.
  4. Merancang suatu model pemecahan masalah dan prototype sistem
  5. Mempresentasikan semua gagasan kepada pihak2 yang berkepentingan, internal maupun eksternal

Daftarnya masih berlanjut… Yang penting Anda sudah bisa mendapat gambarannya

Dan itu semua masih terpakai di pilihan karir saya sekarang. Semua itu adalah aktivitas spesifik yang telah saya latih dalam profesi sebagai System Analyst, dan kemudian sangat terpakai manakala saya bertemu dengan client untuk menemukan masalah mereka, membuatkan suatu sistem solusi untuk mereka, dan seterusnya. Namun kemudian bedanya, ada tambahan aktivitas spesifik, yakni kesempatan untuk secara langsung bertatap muka dengan banyak orang, untuk menyampaikan profound knowledge, melatihkan keterampilan praktis dan menghunjamkan inspirasi kepada mereka semua. Itu semua lebih memberikan kepuasan batin ketimbang profesi lama saya.

Nah, sekarang Anda silahkan lakukan untuk diri Anda.

  1. Buat daftar segala jenis pekerjaan yang pernah Anda jalani, meski itu magang sekalipun
  2. Aktivitas apa sih yang secara spesifik Anda lakukan di sana. Ini lebih dari sekedar penjabaran job description. Di sini juga Anda bisa temukan kondisi di mana Anda merasa nyaman ketika menjalaninya. Dalam kasus saya, semisal adalah bekerja dengan komputer untuk menganalisa data dan merancang sistem solusi. Anda sendiri, lebih suka mana: berinteraksi dengan manusia atau dengan alat atau perangkat? dan secara spesifik apa yang Anda lakukan dengannya.
  3. Manakah dari semua itu yang Anda sukai; Anda enjoy ketika menjalaninya dan berkembang baik di sana
  4. Apa benang merah dari semua itu:

Kita akan lanjutkan pada tulisan berikutnya, besok.

banner ad

No Responses to “Berpindah Karir? Mengapa Tidak?”

Trackbacks/Pingbacks

  1. Berpindah Karir? Mengapa Tidak? | Trustco Surabaya - [...] Untuk membaca versi lengkap dari tulisan ini, silahkan kunjungi tautan berikut ini; Apa salahnya berpindah karir? [...]

Leave a Reply